(Vibiznews – Commodity) Harga minyak naik pada hari Rabu (01/07) setelah laporan persediaan minyak mentah di Amerika Serikat turun jauh lebih dari yang diperkirakan, menunjukkan permintaan meningkat bahkan ketika wabah coronavirus menyebar di seluruh dunia.
Harga minyak mentah berjangka AS naik $ 1,13, atau 2,88%, pada $ 40,40 per barel, setelah turun 1,1% pada sesi sebelumnya.
Harga minyak mentah Brent naik $ 1,09, atau 2,7%, diperdagangkan pada $ 42,38 per barel, setelah turun lebih dari 1% pada hari Selasa.
Pasokan minyak mentah dan bensin AS turun lebih dari yang diperkirakan minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik, demikian data yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) Selasa malam.
Persediaan minyak mentah turun 8,2 juta barel menjadi 537 juta barel, berlawanan dengan perkiraan analis untuk penurunan 710.000 barel.
Jajak pendapat Reuters dari para analis mengindikasikan bahwa harga minyak akan terkonsolidasi pada kisaran $ 40 per barel tahun ini, dengan pemulihan yang berpotensi meningkat pada kuartal keempat.
Virus ini terus menyebar di seluruh dunia dengan tingkat infeksi yang terus meningkat. Jumlah kasus sekarang lebih dari 10 juta dengan lebih dari setengah juta orang meninggal setelah tekena COVID-19.
Malam nanti akan dirilis data persediaan minyak mentah mingguan AS oleh EIA yang diindikasikan terjadi penurunan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak berpotensi naik dengan laporan penurunan persediaan minyak mentah AS oleh API. Demikian juga jika malam nanti data pasokan dari EIA terealisir menurun akan menguatkan harga minyak. Harga minyak diperkirakan bergerak dalam kisaran Resistance $ 41,62 – $ 42,37, namun jika harga turun akan bergerak dalam kisaran Support $ 39,58 – $ 38,62.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting