(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada minggu ini pada hari Jumat turun karena menguatnya ringit membuat permintaan minyak sawit berkurang, pada minggu ii harga minyak sawit sempat ke tertinggi 4 bulan pada hari Selasa
Pergerakan harga pada minggu ini tanggal 13 Juli – 17 Juli 2020
- Harga CPO September 2020 pada hari Jumat turun 10 ringgit menjadi 2,544 ringgit perton. Harga CPO turun karena penguatan ringgit terhadap dolar membuat permintaan berkurang, karena harga CPO lebih mahal. Harga CPO dipasar Fisik naik 80 ringgit menjadi 2,700 ringgit per ton.
- Harga minyak sawit September pada hari Kamis di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 62 ringgit atau 2.48% menjadi 2,564 ringgit per ton ($601.88), harga penutupan tertinggi sejak 21 Februari.
- Harga minyak sawit September hari Selasa di Bursa Malaysia Derivatif Exchange naik 71 ringgit atau 2.92% menjadi 2,500 ringgit ($585.48) per ton naik untuk hari ketiga berturut-turut. Harga minyaksawitsempat naik 3.09% pada pertengahan pasar dan menyentuh harga tertinggi sejak 5 Maret.
- Harga minyak sawit September pada hari Senin naik 1.04% menjadi 2,387 ringgit ($560.86) per ton setelah turun 0.95% pada minggu lalu.
Adapun faktor –faktor penggerak pasar pada minggu ini :
Di Malaysia
The Malaysian Palm Oil Association (MPOA) menyatakan kekurangan pekerja, cuaca yang buruk dan turunnya kesuburan tanah mempengaruhi hasil panen sawit di Malaysia.
Selama pandemic Covid-19, industri minyak sawit kekurangan 36,000 pekerja sehingga mengurangi 10 – 25% dari hasil panen, karena 84% dari pekerja perkebunan sawit adalah buruh asing.
Malaysia akan membatasi perkebunan sawit sampai 6.5 juta ha, di 2025 untuk meningkatkan panen, lebih besarnya hasil panen per area.
Pemerintah sedang memikirkan akan melakukan otomatisasi pengambilan buah sawit dari pohon, sehingga lebih banyak hasil panen, dan tidak membutuhkan pekerja yang banyak.
Harga CPO secara rata-rata antara 2,400 – 2,500 ringgit di 2020, dengan biaya sebesar 1,500 – 1,600 ringgit per ton.
1.Produksi pada tahun ini diperkirakan tidak lebih dari 19.5 juta ton. Dalam jangka panjang akan ada penggandaan dari penggunaan minyak sawit selain untuk makanan, dengan adanya anjuran dari pemerintah maka akan ada peningkatan penggunaan biodiesel sehingga dapat naik 10% menjadi 500,000 ton.
2.Ekspor Malaysia.
Ekspor Malaysia dari 1 – 15 Juli turun 9 -10% dari bulan sebelumya menurut cargo surveyors, masih lebih baik dari turunnya ekspor dari bulan lalu sebesar 17-18% pada pengiriman 1- 10 Juli.
Data dari MPOB ekspor minyak sawit pada semester pertama tahun ini sebesar 21.16 milyar ringgit, naik dari 20.06 milyar pada tahun lalu. Secara total ekspor minyak sawit dan produk turunannya pada semester pertama tahun ini sebesar 32.47 milyar ringgit, dibanding tahun lalu sebesar 31.91 milyar ringgit.
Di India
Di India terjadi kenaikan tingkat konsumsi retail dan di harapkan akan ada kenaikan menjelang musim festival di India, dimana hotel, restaurant dan café menjadi kunci untuk meningkatnya permintaan minyak sawit menurut MPOC.
Di India dan Srilangka impor minyak sawit meningkat 51% dan minyak nabati meningkat 87%.
Karena pandemic covid-19 di India maka persediaan akhir Juni turun 25% dari tahun lalu walaupun naik 4% dari bulan lalu.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama 2,490 ringgit, dan berikut ke 2,450 ringgit sedangkan resistant pertama di 2,520 ringgit dan berikut ke 2,600 ringgit.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido