PT Pinago Utama Tbk (PNGO) Resmi Melantai di BEI, Saham PNGO Oversubscribed 2,52 kali

1524
????????????????????????????????????

(Vibiznews – IDX) –  PT Pinago Utama Tbk, perusahaan yang bergerak dibidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet beserta industri penunjang lainnya melakukan listing perdana  sahamnya di Bursa Efek Indonesia hari Senin (31/08/2020) dengan kode saham PNGO. Perseroan ini menjadi perusahaan tercatat ke 37 di tahun 2020 yang mencatatkan sahamnya di BEI.

Harga perdana saham PNGO saat perdagangan dibuka langsung  melonjak ke posisi Rp312 atau mengalami kenaikan 24,8% dari harga penawaran saham awal Rp250, dan mengalami oversubscribed 2,52 kali. Perseroan menawarkan kepada masyarakat sebanyak 156.250.000 lembar saham baru atau setara dengan 20% dari Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh Perseroan setelah IPO dengan nilai nominal Rp250 per sahamnya. Pada masa Penawaran Umum tersebut pemesanan saham PNGO mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) mencapai 2x (dua kali)dari total saham yang ditawarkan dimana masa penjatahan telah dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2020.

Direktur Utama PT Pinago Utama Tbk, Bambang Palgoenadi, mengatakan dana yang diperoleh dari IPO ini sebesar Rp39.062.500.000, Adapun dana hasil IPO nantinya akan dipergunakan Perseroan untuk modal kerja Perseroan, seperti pembelian pupuk, pembelian Tandan Buah Segar (TBS) Sawit dan pembelian Bahan Olahan Karet (Bokar) yang berasal dari masyarakat serta pembayaran kontraktor untuk biaya sewa alat berat dan kontruksi.

Mengenal bisnis perseroan, PT Pinago Utama Tbk adalah Perseroan yang bergerak dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet beserta industri penunjangnya. Dalam bidang industri perkebunan kelapa sawit dan karet, Perseroan mengelola 17.656 hektar yang terdiri atas perkebunan kelapa sawit seluas 13.969 hektar  dan perkebunan karet seluas 3.960 hektar. Sekitar 81% perkebunan kelapa sawit dan 77% perkebunan karet merupakan area tanaman menghasilkan. Perseroan membukukan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 158.587 tons dari kebun inti dan kebun plasma atau meningkat sebesar 20% rata-rata tahunan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Untuk hasil karet kering berupa lateks dan lump adalah sebesar 3.658 tons, menurun sebesar 10% rata-rata tahunan sebagai dampak replantingdan fenomena fussicoccum(penyakit gugur daun) yang melanda hampir seluruh perkebunan karet di Indonesia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here