(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jum’at harga soft commodities mixed, dengan harga kopi Arabika naik , harga kopi Robusta naik, harga gula mixed dan harga kakao turun.
Harga kopi Arabika pada penutupan pasar hari Jumat naik ke tertinggi 8 ½ bulan, karena persediaan berkurang dan produksi Colombia turun.
Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat mixed dimana harga gula di New York turun ke terendah 5 minggu, karena turunnya harga minyak mentah. Dan harga gula di London naik karena melemahnya GBP/USD.
Harga kakao pada penutupan pasar hari Jumat di New York turun ke terendah 1 minggu, karena menguatnya indeks dolar AS, sedangkan harga kakao di London juga turun namun penurunan harga terhenti karena melemahnya GBP/ USD.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Desember di ICE New York pada hari Jumat ditutup naik $2.80 (2.13%) menjadi $134 dan harga kopi Robusta Januari naik 0.55%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia 2020/21 naik 5/5% dari tahun lalu menjadi tertinggi 176.1 juta kantong menurut USDA Foreign Agricultural Services (FAS).
- Konsumsi kopi global naik 0.3% dari tahun lalu menjadi 168.492 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 akan menjadi surplus 952,000 kantong dari defisit 486,000 kantong menurut ICO.
- Ekspor kopi Global dari Oktober – Juni turun 5.1% dari tahun lalu menjadi 95.36 juta kantong menurut ICO.
- Perkiraan produksi kopi Arabika Brazil naik 14.5% dari tahun lalu mencapai rekor 67.9 kantong karena cuaca yang baik menurut FAS.
- Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2020/21 naik 12% dari tahun lalu menjadi 41.024 juta kantong menurut FAS.
- Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan Agustus turun 8 % dari tahun lalu menjadi 1.118 juta kantong menurut the Colombia Coffee Grower Federation.
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – Agustus turun 1.3% dari tahun lalu menjadi 1.161 MMT menurut General Departement of Vietnam Customs.
- Produksi kopi Robusta Vietnam di 2020/21 diperkirakan turun 4.8% dari tahun lalu menjadi 1.72 MMT karena kekeringan.
Harga gula Oktober di ICE New York pada hari Jumat ditutup turun 14 sen (1.16%) menjadi $11.93 dan harga gula putih di London naik 0.25%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 173.5 MMT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 72,000 MMT defisit 14,000 MT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Produksi gula India di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke tiga tahun terendah menjadi 28 MT karena kekeringan dan penundaan musim monsoon menurut ISMA.
- Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 10% dari tahun lalu menjadi terendah 11 tahun sebesar 7.4 MMT dibawah perkiraan USDA 12.9 MMT karena cuaca kering terburuk selama 4 dekade menurut Czarnikow Group
- Ekspor gula Uni Eropa dari Oktober – Juli turun 54% ke 3 tahun terendah sebesar 600,000 MT karena berkurangnya persediaan dari Uni Eropa.
Harga kakao Desember di ICE New York turun $39 (1.48%) menjadi $2.595 perton dan harga kakao Desember di ICE London turun 0.11%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 2% dari tahun lalu menjadi 4.724 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.1% dari tahun lalu menjadi 4.635 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 42,000 MT dari defisit 52,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850.00 MMT menurut ICCO.
- Produksi kakao Nigeria, negara produsen kakao terbesar ke lima di dunia diperkirakan akan turun menjadi 148,750 MT dari perkiraan sebelumnya sebesar 181,475 MT, karena wabah jamur blackpod akibat curah hujan tinggi di daerah perkebunan utama, menurut The Cocoa Association of Nigeria.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido