(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jum’at harga soft commodities semua naik , dengan harga kopi Arabika naik , harga kopi Robusta naik, harga gula naik dan harga kakao naik.
Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat naik namun masih di bawah harga tertinggi 8 ½ bulan pada hari Jumat lalu, karena berkurangnya panen akibat kekeringan di Brazil,
Harga gula di New York pada hari Jumat naik dari harga terendah 1 ½ bulannya dan ditutup naik setelah indeks dolar melemah pada akhir pekan, dan kurs GBP/USD turun ke terendah 7 minggu.
Harga kakao naik pada penutupan pasar hari Jumat namun masih dibawah tertinggi 6 bulan yang terjadi pada hari Kamis lalu, karena cuaca kering membuat hasil panen berkurang, melemahnya kurs GBP/USD.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Desember di ICE New York pada penutupan pasar hari Jumat naik 75 sen (0.57%) menjadi $132.45 dan harga kopi Robusta Januari di ICE London naik 0.63%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia 2020/21 naik 5/5% dari tahun lalu menjadi tertinggi 176.1 juta kantong menurut USDA Foreign Agricultural Services (FAS).
- Konsumsi kopi global naik 0.3% dari tahun lalu menjadi 168.492 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 akan menjadi surplus 952,000 kantong dari defisit 486,000 kantong menurut ICO.
- Ekspor kopi Global dari Oktober – Juli turun 5.3% dari tahun lalu menjadi 106.59 juta kantong menurut ICO.
- Perkiraan produksi kopi Arabika Brazil naik 14.5% dari tahun lalu mencapai rekor 67.9 kantong karena cuaca yang baik menurut FAS.
- Perkiraan ekspor kopi Brazil di 2020/21 naik 12% dari tahun lalu menjadi 41.024 juta kantong menurut FAS.
- Ekspor kopi Arabika Colombia di bulan Agustus turun 8 % dari tahun lalu menjadi 1.118 juta kantong menurut the Colombia Coffee Grower Federation.
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – Agustus turun 1.3% dari tahun lalu menjadi 1.161 MMT menurut General Departement of Vietnam Customs.
- Produksi kopi Robusta Vietnam di 2020/21 diperkirakan turun 4.8% dari tahun lalu menjadi 1.72 MMT karena kekeringan.
Harga gula Oktober di ICE New York naik 1 sen (0.08%) menjadi $11.92 dan harga gula putih Oktober di London naik 0.82%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 173.5 MMT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 72,000 MMT defisit 14,000 MT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Produksi gula India di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke tiga tahun terendah menjadi 28 MT karena kekeringan dan penundaan musim monsoon menurut ISMA.
- Produksi gula Thailand di 2020 /21 turun 10% dari tahun lalu menjadi terendah 11 tahun sebesar 7.4 MMT dibawah perkiraan USDA 12.9 MMT karena cuaca kering terburuk selama 4 dekade menurut Czarnikow Group
Harga kakao Desember di ICE New York pada penutupan pasar hari Jumat naik $11 (0.43%) menjadi $2,548 perton, dan harga kakao di ICE London naik 1.24%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 2% dari tahun lalu menjadi 4.724 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.1% dari tahun lalu menjadi 4.635 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 42,000 MT dari defisit 52,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850.00 MMT menurut ICCO.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido