(Vibiznews – Commodity) Harga minyak berjangka Nymex, WTI, turun dari ketinggian selama 2 minggu di $40.34 namun mentok di $39.50. Selanjutnya harga minyak WTI berbalik naik kembali melampaui ketinggian semula sedikit melewati $41.
Meskipun terjadi tarikan naik kembali, minyak AS ini tetap berada di bawah tekanan jual, dengan para trader gelisah menjelang pertemuan OPEC dan para sekutunya untuk mendiskusikan fundamental pasar dan kebijakan pemangkasan produksi.
Harga emas hitam ini sempat tertekan karena laporan bahwa OPE kemungkinan tidak akan membicarakan perlunya memangkas produksi minyak lebih dalam sementara produsen kartel nomor satu, Saudi Arabia, berencana untuk mempertahankan produksi stabil.
Selanjutnya Reuters melaporkan bahwa OPEC+ kuatir kenaikan kasus Covid – 19 bisa membebani pemulihan ekonomi dan permintaan minyak. Berita-berita ini terus menekan harga minyak.
Namun, penurunan harga minyak tertahan dan bahkan berbalik naik dengan melemahnya dolar AS secara luas, dengan “greenback” membalikkan rallynya yang disebabkan oleh pernyataan dari the Fed. Melemahnya dolar AS membuat minyak yang berdenominasi USD menjadi lebih murah di dalam matauang asing.
Kenaikan selanjutnya dari harga minyak akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $41.12 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $41.83 dan kemudian $43.09. Sedangkan penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $39.15 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $37.90 dan kemudian $37.18.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
