(Vibiznews – Commodity) – Pada penutupan pasar hari Jum’at harga soft commodities mixed, dengan harga kopi Arabika dan harga kopi Robusta naik , harga gula naik dan harga kakao turun.
Harga kopi pada penutupan pasar hari Jumat naik karena cuaca kering di Brazil, dimana curah hujan hanya 27% dari normal di area perkebunan kopi di Brazil.
Harga gula pada penutupan pasar hari Jumat naik ke tertinggi 1 bulan di London, karena berkurangnya produksi gula Thailand.
Harga kakao turun pada penutupan pasar hari Jumat karena indeks dolar AS menguat ke tertinggi 2 bulan.
Adapun penggerak pasar pada minggu ini adalah sebagai berikut :
Harga kopi Arabika Desember di ICE New York naik $2.50 (2.25%) menjadi $113.65 dan harga kopi Robusta Januari di ICE London naik 0.58%.
Faktor penggerak pasar Kopi:
- Produksi kopi dunia di 2019/20 ( Oktober – September) turun 2.2% dari tahun lalu menjadi 169.344 juta kantong menurut ICO.
- Konsumsi kopi global naik 0.3% dari tahun lalu menjadi 168.392 juta kantong menurut ICO.
- Pasar kopi dunia di 2019/20 akan menjadi surplus 952,000 kantong dari surplus 5.2596 juta kantong di 2018/2019 menurut ICO.
- Ekspor kopi Global dari Oktober – Juli turun 5.3% dari tahun lalu menjadi 106.59 juta kantong menurut ICO.
- Perkiraan produksi kopi Arabika Brazil di 2020 naik 38% dari tahun lalu menjadi 47.4 juta kantong dan dinaikkan dari perkiraan sebelumnya sebesar 46 juta kantong menurut CONAB
- Ekspor kopi Robusta Vietnam di Januari – Agustus turun 1.3% dari tahun lalu menjadi 1.161 MMT menurut General Departement of Vietnam Customs.
- Produksi kopi Robusta Vietnam di 2020/21 diperkirakan turun 4.8% dari tahun lalu menjadi 1.72 MMT karena kekeringan.
Harga gula Oktober di ICE New York naik 16 sen (1.25%) menjadi $13.00 dan harga gula putih Desember di London naik 0.61%.
Faktor Penggerak Pasar Gula:
- Produksi gula dunia di 2020/21 ( April / Maret) naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 173.5 MMT setelah turun 8.4% di 2019/20 menjadi 169.6 MMT menurut ISO.
- Pasar gula dunia di 2020/21 akan defisit 72,000 MMT defisit 14,000 MT di 2019/20 menurut ISO.
- Produksi gula Brazil, negara produsen gula terbesar di dunia di tahun 2020/21 diperkirakan akan naik 32 % dari tahun lalu menjadi 39.3 MMT dari 29.8 MMT di 2019/20 menurut CONAB.
- Produksi gula India di 2019/20 akan turun 15% dari tahun lalu ke tiga tahun terendah menjadi 28 MT karena kekeringan dan penundaan musim monsoon menurut ISMA.
- Perkiraan Produksi gula di Thailand tahun 2020/21 akan turun 13% dari tahun lalu ke 11 tahun terendah menjadi 7.2 MMT karena cuaca kering mengganggu tanaman tebu menurut The Thailand Sugar Mills Corp.
Harga kakao Desember di ICE New York turun $31 (1.19%) menjadi $2.568 per ton dan harga kakao Desember di ICE London turun 1.27%.
Faktor penggerak pasar kakao :
- Produksi kakao dunia di 2019/20 (Oktober – September) akan turun 2% dari tahun lalu menjadi 4.724 MMT menurut ICCO
- Perkiraan produksi kakao yang digiling akan turun 3.1% dari tahun lalu menjadi 4.635 MMT penurunan pertama sejak 2016 menurut ICCO.
- Perkiraan pasar Kakao 2019/20 akan surplus 42,000 MT dari defisit 52,000 MT di 2018/19. menurut ICCO
- Produksi Ivory Coast di 2019/20 diperkirakan naik 1.2% dari tahun lalu menjadi 2.18 MMT.
- Produksi Ghana 2019/20 diperkirakan naik 2.3% dari tahun lalu menjadi 850.00 MMT menurut ICCO.
Loni T / Analyst Vibiz Learning Centre – Vibiz Consulting Group
Editor : Asido