(Vibiznews – IDX Stocks) – Sejumlah emiten berencana mencari pendanaan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue.
Emiten rental mobil PT Adi Sarana Armada Tbk, pemilik saham dengan kode ASSA menjadi salah satu perusahaan yang mengantongi izin untuk melakukan aksi korporasi berupa rights issue. ASSA berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 1,13 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal sebesar Rp 100 per saham yang terbit dari hasil penukaran obligasi konversi.
Nantinya, ASSA akan menggunakan dana yang diperoleh dari aksi ini untuk memenuhi kebutuhan dari pengembangan usaha baru yakni Anteraja dan melunasi pinjaman bank perusahaan atau anak usaha ASSA yang sebelumnya digunakan untuk Anteraja dan bisnis lelang mobil PT JBA Indonesia.
Salah satu indikator menarik atau tidaknya rights issue untuk dieksekusi ialah apa tujuan dari aksi korporasi tersebut, apa tujuan penggunaan dana yang diperoleh dari right issue . Biasanya, pelaku pasar lebih suka menggunakan dana untuk mengembangkan bisnis yang bersifat berkelanjutan dan tentunya menambah kontribusi pendapatan emiten. Selanjutnya, dari sisi investor yang juga perlu dipertimbangkan adalah berapa harga pelaksanaannya.
Mari kita lihat lebih dalam lagi aksi rights issue dari ASSA. Emiten rental mobil ini akan menggunakan dana segar ini untuk memperluas usaha baru yakni bisnis logistik. Sebagai informasi, dari bisnis kurir Anteraja memberikan kontribusi sebesar 19,24% terhadap total pendapatan ASSA pada semester pertama tahun ini yaitu dari total Rp 1,4 triliun. Bisnis ini juga menjadi penyumbang pendapatan kedua terbesar setelah bisnis rental dan autopool.
PT Adi Sarana Armada Tbk mengungkapkan bisnis logistiknya akan terus berkembang mengikuti pasar e-commerce yang terus tumbuh. Adapun ASSA memproyeksikan lini bisnis Anteraja bisa berkontribusi hingga 25% ke pendapatan konsolidasian ASSA.
Dalam rangka makin mematangkan bisnis logistiknya, ASSA mengantongi restu pemegang saham untuk melakukan aksi korporasi Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue yang sebagian dananya akan dikucurkan untuk bisnis logistik.
Presiden Direktur ASSA, Prodjo Sunarjanto memaparkan dana yang diperoleh akan digunakan ASSA untuk memenuhi kebutuhan pengembangan usaha baru dan atau anak perusahaan serta pelunasan atas pinjaman bank.
Salah satu pengembangan bisnis baru dalam rangka mendukung rencana bisnis ASSA menuju end-to-end logistics adalah Titipaja yang merupakan fasilitas fulfillment center untuk mendukung aktivitas Anteraja.
Prodjo menjelaskan platform Titipaja melengkapi dan menyiapkan kapasitas untuk pertumbuhan berikutnya dari Anteraja, ke depannya Titipaja dan Anteraja akan saling berintegrasi yang mana saat ini Anteraja sedang fokus melakukan pembukaan layanan di kota-kota baru dan penguatan Satria (kurir Anteraja).
CEO AnterAja, Suyanto Tjoeng mengatakan kepada media bahwa hingga saat ini Anteraja terus menambah jumlah kurir dan lokasi operasi. Hal ini karena bisnis Anteraja sedang membangun jaringan dalam rangka memperluas jangkauan. Untuk saat ini jumlah kurir Anteraja sudah mencapai 5.000 orang.
Dari sisi volume pengiriman, sebelum pandemi Covid-19 rata-rata pengiriman tercatat 100.000 parcel per hari, saat dan setelah pandemi covid-19 naik menjadi 150.000-200.000 parcel per hari.
Dan sampai dengan Agustus 2020, Suyanto mengungkapkan rata-rata pengiriman tercatat di angka 200.000 parcel per hari. Prodjo menambahkan sampai akhir tahun 2020, ASSA berharap kontribusi total yang diberikan oleh lini bisnis Anteraja adalah sekitar 25% ke pendapatan konsolidasian.
Salah satu faktor pendorong tentunya dari pasar e-commerce yang terus bertumbuh, segmentasi terbesar pengguna Anteraja berasal dari e-commerce sehingga pertumbuhan di e-commerce akan berbanding lurus dengan pertumbuhan Anteraja.
Selasti Panjaitan/Vibiznews
Editor : Asido Situmorang