(Vibiznews – Market Mover) Pasar perdagangan dibayangi sentimen bearish dengan ketidakpastian stimulus AS dan penundaan uji coba vaksin yang memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi.
Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan mereka menghentikan uji coba vaksin COVID-19, karena penyakit partisipan yang tidak dapat dijelaskan. Perusahaan Eli Lilly juga mengatakan pihaknya telah menghentikan uji klinis pengobatan antibodi COVID-19 karena masalah keamanan.
Juga membebani sentimen, harapan untuk diterimanya paket bantuan virus corona baru memudar ketika Ketua DPR AS Nancy Pelosi menolak proposal bantuan senilai $ 1,8 triliun dari Gedung Putih.
Pasar juga mengamati ketegangan antara Uni Eropa dan Inggris dalam bidang perikanan, penyelesaian sengketa dan jaminan persaingan yang adil dalam pembicaraan mereka tentang kesepakatan perdagangan pasca-Brexit.
Sementara itu Dana Moneter Internasional (IMF) pada hari Selasa sedikit lebih positif pada ekonomi global untuk tahun ini, tetapi memperingatkan pemulihan yang lama, tidak merata dan tidak pasti. Perekonomian global saat ini diproyeksikan mengalami kontraksi sebesar 4,4% pada tahun 2020 – revisi naik dari perkiraan -4,9% yang dibuat pada bulan Juni.
Sedangkan harapan positif datang dari data ekonomi AS. Data Jobless claim AS pada Kamis malam diindikasikan menurun, data Retail Sales dan Produksi Industri AS September diindikasikan meningkat.
Bagaimana pengaruh berbagai sentiment, khususnya perkembangan stimulus AS dan uji coba vaksin covid19 terhadap pasar global?
Dari pasar Indeks, bursa Wall Street melemah merespon ketidakpastian stimulus AS dan dihentikannya uji coba vaksin.
Pelemahan bursa AS ini menekan bursa Asia dan Eropa. Jika tidak ada sentimen positif pendukung, Bursa global akan lanjutkan pelemahan.
Dari pasar forex, dolar AS menguat tampil sebagai safe haven karena kekhawatiran ketidakpastian stimulus AS dan uji coba vaksin. Poundsterling dan Euro juga tertekan oleh ketegangan di antara kedua belah pihak karena ketidaksepakatan dalam perdagangan pasca Brexit.
Dari pasar komoditas, emas melemah seiring menguatnya dólar AS. Sedangkan harga minyak juga berpotensi lemah dengan kekhawatiran perlambatan ekonomi, juga jika data pasokan mingguan AS yang diindikasikan meningkat terealisir.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting