(Vibiznews – commodity) – Harga minyak sawit pada penutupan hari Selasa mengalami kenaikan setelah pada hari Senin turun ke terendah satu bulan, karena pengumuman ekspor Malaysia naik dan juga kenaikan harga minyak kedelai di AS.
Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 20 Oktober naik 4.3% menjadi 1,084,071 ton dari 1,040,085 ton dikirim dari 1 – 20 September menurut AmSpec Agri Malaysia pada hari Selasa.
Data SEA ( Solvent Extractors’ Association) memperlihatkan bahwa kenaikan import minyak sawit India dari Malaysia sebesar 14% dari bulan Agustus sehingga India mengimport minyak sawit Malaysia sebesar 392,891 ton pada bulan September, yang terdiri dari 381,079 ton CPO dan 11,812 ton CPKO.
Total impor minyak nabati India pada bulan September sebesar 643,994 ton minyak sawit dan 400,248 ton minyak nabati lainnya. Impor September ini turun 20% dari bulan Agustus.
Produksi minyak sawit diperkirakan akan meningkat di 2021 naik 3.8m ton dari tahun lalu ( Indonesia naik 3m ton dan Malaysia 0.3m ton) sementara konsumsi minyak sawit global naik 1.6m ton dari tahun lalu.
Sehingga harga minyak sawit akan berada diantara 2,400 – 2,350 ringgit pada akhir 2020 dan di 2021.
Harga CPO Desember di Bursa Malaysia Derivative Exchange naik 75 ringgit menjadi 2,900 ringgit
Indonesia menaikkan pajak ekspor untuk CPO sebesar $3 perton untuk pengiriman bulan Oktober, dan akan mengumumkan pada akhir bulan kenaikan pajak ekspor untuk bulan Nopember.
Harga minyak kedelai di CBOT juga naik 75 sen menjadi $33.31 per bushel.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 2,860 ringgit dan berikut ke 2,790 ringgit sedangkan resistant berada di 2,980 ringgit dan berikut ke 3,070 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido