(Vibiznews – Commodity) Harga minyak benchmark Amerika Serikat, WTI, memulai minggu yang baru memperpanjang penurunannya ke sekitar $38.50
Harga minyak WTI semakin turun pada hari Senin kemarin karena semakin banyaknya kasus baru coronavirus di Eropa dan Amerika Serikat, dimana beberapa negara di Eropa sudah mengenakan restriksi yang baru.
Perancis pada hari Sabtu melaporkan rekor harian tertinggi dan pada hari Minggu naik lagi mencapai 52.000. Belgia dan Belanda lebih buruk daripada tetangga mereka di Selatan.
Pemerintah juga mengambil langkah. PM Spanyol Pedro Sanches mengumumkan status darurat yang kemungkinan bisa berlanjut sampai bulan Mei, sementara Itali sedang mempersiapkan pembatasan tambahan yang bisa membantu mengendalikan penyakit menular ini meskipun hal ini beresiko terhadap pemulihan ekonomi.
Tekanan turun terhadap harga minyak mentah bertambah karena naiknya persediaan gasoline di Amerika Serikat dan Eropa. Hal ini juga menunjukkan lemahnya permintaan terhadap minyak mentah. Skenario ini tidak terjadi samasekali di Asia, dimana permintaan minyak tetap naik.
Selain itu, Libia terus menambah produksi minyak mentahnya dan ekspornya.
Penurunan harga minyak mentah WTI masih dibatasi oleh OPEC+ yang sedang mempertimbangkan apakah akan menunda rencana untuk menambah produksi segera secepatnya pada awal 2021.
“Support” terdekat menunggu di $38.55 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $37.54 dan kemudian $36.66. Sedangkan “resistance” terdekat menunggu di $39.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $40.64 dan kemudian $41.47.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido