Rekomendasi Harga Minyak 3 November 2020: Kemenangan Donald Trump Di Depan Mata

578

(Vibiznews – Commodity) Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) sempat turun ke kerendahan selama 5 bulan karena keprihatinan kondisi permintaan yang akan melemah dengan banyaknya daerah ekonomi utama dunia yang mengenakan kembali restriksi lockdown untuk menanggulangi gelombang kedua dari coronavirus.

Minyak benchmark Amerika Utara ini sempat jatuh ke $33.64, level terendah sejak 29 Mei, namun akhirnya berhasil naik kembali mendekati $36.

Kasus coronavirus global telah melewati 500.000 pada minggu lalu dengan Eropa yang menjadi episentrumnya. Sebagai akibatnya negara-negara ekonomi utama dunia di Eropa seperti Jerman dan Perancis mengenakan lockdown skala nasional yang sangat menyakitkan bagi perekonomian negara. Hal ini akan berlangsung paling tidak selama satu bulan. Inggris dan Yunani menyusul mulai hari Kamis.

Terlepas dari keprihatinan karena coronavirus, prospek pemilihan presiden AS yang bersaing ketat dan absennya stimulus fiskal sebelum tanggal pemilihan membebani assets beresiko termasuk harga minyak.

Kebanyakan polling pendapat mengunggulkan Joe Biden, namun polling pada tahun 2016 terbukti salah. Kemungkinan besar juga pada polling kali inipun tetap salah. Sejak memenangkan debat kedua, Donald Trump terus naik ratingnya dan sekarang sedang menuju kemenangan berikutnya untuk 4 tahun lagi. Analisa Fox News terakhir memperkirakan Trump unggul 322 dibandingkan dengan Biden yang hanya 216. Kemenangan Trump akan membuat pajak perusahaan dan individu tetap rendah dan membuat regulasi bisnis yang bersahabat tetap berlaku. Hal ini nantinya akan membuat ekonomi AS dapat cepat pulih dalam bentuk kurva – V. Bursa saham akan menguat sementara dolar AS melemah. Ini sudah dibuktikan dengan naiknya GDP AS kuartal ketiga secara fantastis.

GDP AS kuartal ketiga dilaporkan rebound 33,1% secara tahunan (yoy), merupakan lonjakan GDP AS yang tertinggi dalam sejarah, berhasil bangkit tajam dari kontraksi terdalam sejak tahun 1947 pada kuartal keduanya. Rebound kuat GDP Amerika ini tampil melampaui estimasi para ekonom yang disurvei Dow Jones pada angka 32%. Figur ini meloncat tinggi dari posisi kontraksi ekonomi AS kuartal kedua yang sebesar -31,4%. Sebelum ini di rekor pertumbuhan GDP tertinggi paska perang dunia kedua adalah sebesar 16,7% di kuartal pertama tahun 1950.

Kedepannya, lockdown yang berkepanjangan akan membuat tangki penyimpanan minyak on-shore dan off-shore menjadi penuh kembali dan bisa membawa kepada runtuhnya harga minyak seperti yang terjadi pada bulan April ketika kontrak berjangka beberapa bulan kedepan turun dibawah nol.

Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat di $35.27 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $34.64 dan kemudian $33.90. Sedangkan kenaikannya akan berhadapan dengan “resistance” yang kuat di $36.64 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $37.38 dan kemudian $38.01.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner  Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here