(Vibiznews – Commodity) Minyak mentah menunjukkan optimisme dan berhasil memperoleh kembali batas harga $38.00 per barel.
Kenaikan harga minyak mentah WTI ke area ketinggian selama 4 hari di $38.28 disebabkan karena timbulnya kembali minat yang kuat terhadap “asset” yang beresiko menjelang pemilihan presiden AS.
Komoditi dan asset beresiko lainnya mengalami kenaikan yang bagus ditengah harapan Presiden Trump akan kembali ada di Gedung Putih untuk 4 tahun lagi. Hal ini akan memastikan stimulus fiskal AS akan segera bisa dikeluarkan.
Menurut sosio economic prediction model, yang dengan tepat memprediksi hasil dari tiga pemilihan terakhir AS, Donald Trump akan memenangkan pemilihan presiden AS 2020. Model ini dibuat oleh Phillipe Jacquart, Profesor Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi di Emlyon business school Perancis, bekerja sama dengan John Antonakis, Profesor Perilaku Organisasi dari Universitas Lausanne Swiss. Model tersebut menggunakan makroekonomi dan mengkaji jabatan, serta perbedaan karisma antar kandidat, untuk memperkirakan siapa yang akan memenangkan pemilu.
Kenaikan harga minyak mentah ini bertambah dengan keluarnya laporan dari Bloomberg bahwa OPEC+ kemungkinan akan menunda untuk mengurangi pemangkasan produksi sampai tiga bulan ke depan, ditengah beberapa lockdown yang baru di negara-negara utama di Eropa.
Meskipun demikian kenaikan harga minyak lebih lanjut kelihatannya terbatas karena terus meningkatnya keprihatinan terhadap pemintaan minyak mentah ditengah naiknya pandemic virus corona dan dampak negatifnya yang menghancurkan terhadap ekonomi dunia.
Kenaikan selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $39.31 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $40.30 dan kemudian $41.87. Sementara penurunannya akan berhadapan dengan “support” terdekat di $37.50 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $36.50 dan kemudian $35.27.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
