Harga Gula Turun dari Harga Tertinggi 9 Bulan

933

(Vibiznews – Commodity) – Harga gula pada hari Kamis turun dari harga tertinggi 9 bulan karena produksi gula dan ekspor dari India meningkat.

Harga gula Maret di ICE New York turun 17 sen (1.10%) menjadi $15.38 dan harga gula Maret di ICE London turun 0.53%.

Laporan dari USDA –FAS pada hari Kamis perkiraan produksi gula India di 2020/21 akan meningkat 16.8% dari tahun lalu menjadi 33.76 MMT dan ekspor gula India naik 3.5% menjadi 6 MMT.

Harga gula pada hari Selasa sempat naik ke tertinggi 9 bulan ketika Badai Iota melanda Amerika Tengah pada hari Senin, sehingga hujan dan kerusakan terjadi di perkebunan tebu di Nicaragua, Honduras dan Guatemala.  Harga gula juga naik karena ISO pada hari Selasa meningkatkan perkiraan defisit gula global di 2020/21  menjadi – 3/5 MMT dari perkiraan Agustus -0.7 MMT.

ISO pada hari Selasa mengurangi perkiraan produksi gula global di 2020/21 dan meningkatkan perkiraan defisit pasar gula global. Perkiraan produksi gula global naik 0.9% dari tahun lalu menjadi 171.1 MMT, ISO juga mengatakan bahwa pasar gula global di 2020/21 turun menjadi defisit 3.5 MMT dari surplus 1.86 MMT di 2019/20.

France’s Agricultural Ministry pada hari Senin juga mengurangi perkiraan produksi gula bit di 2020 menjadi jumlahnya terendah 19 tahun di 27.2 MMT dari perkiraan Oktober di 30.5 MMT karena kekeringan. Perancis adalah produsen gula bit terbesar di Uni Eropa.

Harga gula naik pada 6 minggu terakhir dan naik ketertinggi 9 bulan pada hari Selasa karena kekeringan di Brazil mengganggu hasil panen tebu di Brazil dan mengurangi produksi gula di Brazil. Hujan masih dibawah normal di perkebunan tebu di Brazil sehingga kelembaban tanah masih di bawah normal. Maxar mengatakan bahwa daerah perkebunan tebu di Brazil hanya menerima 5% -25% dari curah hujan rata-rata pada beberapa bulan terakhir, membuat perkebunan tebu sangat kering. Cuaca La Nina akan memperpanjang kekeringan di Brazil sehingga produksi berkurang.

Harga gula juga naik karena hasil panen tebu di Thailand berkurang. Thailand negara pengekspor gula terbesar ke dua di dunia. The Thailand Sugar Mills Corp pada 2 Oktober lalu mengatakan produksi gula Thailand di 2020/21 turun 13% dari tahun lalu menjadi 11 tahun terendah sebesar 7.2 MMT karena kekeringan.

Data Unica pada hari Rabu lalu bahwa produksi gula Brazil di bulan Oktober naik 14.4% dari tahun lalu menjadi 1.7373 MMT dan persentase dari penggunaan gula untuk etanol naik menjadi 43.63% di 2020/21 dari 32.02% di 2019/20.

Analisa tehnikal untuk gula dengan support pertama di $15.20 dan berikut ke $15.00 sedangkan resistant pertama di $15.60 dan berikut ke $15.80

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting

Editor : Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here