(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah benchmark AS, WTI diperdagangkan di sekitar $45.60 naik sekitar 50 sen atau lebih dari 0.5% dalam satu hari.
Harga minyak mentah masih belum bergerak dari level ketinggiannya meskipun pejabat Iran mengkonfirmasi bahwa ahli nuklir paling senior Iran, Mohsen Fakhrizadeh, telah dibunuh dekat ibukota Tehran. Fakhrizadeh telah sejak lama dicurigai sebagai orang dibelakang program nuklir Iran rahasia, dengan satu orang diplomat Barat mengatakan kepada Reuters pada tahun 2014 bahwa jika Iran ingin menciptakan bom nuklir, Fakhrizadeh akan menjadi bapaknya.
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif segera mengutuk penyerangan tersebut dan mengklaim bahwa ada indikasi serius akan peranan Israel di dalam serangan tersebut. Sementara itu, dari TV negara, seorang jendral dari angkatan bersenjata bersumpah untuk membalas dendam.
Para komentator pasar segera membahas penyerangan tersebut, tidak peduli siapa yang menjadi dalangnya, kemungkinan akan segera ada serangan balik dari Iran yang bisa membuat persediaan minyak mentah di daerah tersebut menjadi beresiko dalam jangka pendek. Namun pasar minyak sepertinya belum menyadari dampak dari berita tersebut.
Kartel dari para produsen utama minyak, OPEC+ akan mengadakan pertemuan dari akhir minggu sampai hari Senin, yang diperkirakan akan mengambil keputusan untuk memperpanjang pemangkasan produksi minyak mentah selama tiga bulan kuartal pertama 2021. Jika ternyata kartel ini gagal memperpanjang pemangkasan produksi maka harga minyak akan jatuh.
Kenaikan harga minyak akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $46.03 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $46.47 dan kemudian $47.61. Sementara “support” terdekat menunggu di $44.89 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $44.18 dan kemudian $43.03.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
