(Vibiznews – Commodity) Pada hari Jumat minggu lalu, harga minyak mentah benchmark AS mula – mula masih mengalami kenaikan ke puncak yang baru di $47.00 pada awal sesi, walaupun selanjutnya kehilangan daya tariknya.
Setelah mencatat rekor ketinggian baru selama 9 bulan di zona harga $47.00, harga minyak mentah benchmark AS, WTI, kehilangan daya tariknya dan turun ke harga support di $45,40, sebelum akhirnya berhasil naik lagi ke $46.00.
Minyak mentah WTI kehilangan momentum naiknya setelah OPEC+ mengumumkan pada hari Kamis minggu lalu bahwa mereka akan menaikkan produksi mereka secara bertahap sebanyak 500.000 barel per hari mulai pada bulan Januari dibandingkan dengan 2 juta barel per hari yang semula direncanakan. Kartel minyak terbesar di dunia ini sekarang berniat untuk mencapai 2 juta barel per hari pada bulan April.
Selain itu harga minyak mentah WTI juga mengalami tekanan turun karena bangkitnya kembali keprihatinan mengenai dampak pandemic coronavirus terhadap industry minyak mentah.
Faktor lain yang menambah penurunan harga minyak adalah aksi ambil untung yang dilakukan oleh sebagian trader berjangka minyak mentah setelah kenaikan yang kuat sebelumnya.
Penurunan lebih lanjut akan berhadapan dengan “support” terdekat pada $45.71 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $45.22 dan kemudian $44.22. Sedangkan kenaikannya kembali akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $46.71 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $47.23 dan kemudian $48.23.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



