(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah benchmark Amerika Serikat naik ke sekitar $47.75 pada awal perdagangan sesi Asia hari Rabu kemarin. Kenaikan harga West Texas Intermediate (WTI) ini mengabaikan data inventori mingguan dari American Petroleum Institute (API) ditengah naiknya sentimen pasar yang “risk – on” menjelang data dari Energy Information Administration (EIA).
Inventori dari laporan API meningkat 1.973 juta barel dibandingkan dengan 1.141 barel sebelumnya selama minggu yang berakhir pada tanggal 11 Desember. Kenaikan ini diabaikan oleh para trader minyak yang bersorak menyambut arus “risk – on” di pasar.
Berita – berita vaksin coronavirus dan harapan akan stimulus fiskal untuk membantu yang terdampak Covid – 19, menambah semangat para pemain di pasar minyak mentah.
Optimisme di pasar ini selanjutnya menekan turun dolar AS dan mendorong naiknya permintaan akan komoditi.
Setelah vaksin dari usaha gabungan Pfizer dengan BioNTech, Moderna siap menghadap Food and Drug Administration (FDA) AS untuk mendapatkan persetujuan penggunaan vaksin juga. Sebaliknya naiknya kasus virus corona membuat London mengenakan lockdown yang lebih keras sementara New York sedang mengarah ke pendekatan yang sama. Spanyol, Jerman dan Irlandia juga terpukul hebat oleh gelombang virus belakangan ini.
Kongres AS membuat kemajuan atas paket bantuan keuangan AS terhadap orang – orang Amerika senilai $748 miliar, yang membuat tekanan turun terhadap dolar AS dan pada gilirannya menambah dorongan naik terhadap harga minyak mentah.
Kenaikan selanjutnya akan berhadapan dengan “resistance” terdekat di $47.82 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $48.54 dan kemudian $49.51. Sedangkan “support” terdekat menunggu di $46.12 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $45.15 dan kemudian $44.43.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



