Sekitar Negosiasi Stimulus Fiskal AS dan Brexit — Market Outlook, 21-24 December 2020 by Alfred Pakasi

1044

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Paket stimulus fiskal AS senilai USD900 miliar yang sudah hampir gol namun masih belum final kesepakatannya.
  • Pembicaraan Brexit yang semula diperkirakan pasar akan sukses pada minggu ini, ternyata masih terkendala hal-hal teknis.
  • Kenaikan kasus virus versus persetujuan penggunaan vaksin, dengan Moderna terakhir memperoleh persetujuan setelah Pfizer dan BioNTech.

Untuk korban virus, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 76 juta orang terinfeksi di dunia dan 1.68 juta orang meninggal, dan menyebar ke 217 negara dan teritori.

Pasar saham dunia mixed dengan bias menguat, harga emas menanjak, US dollar kembali tertekan, sedangkan IHSG masih meneruskan rally mingguannya.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi, dan hasil Pilpres AS akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Market Review and Outlook 21-24 December 2020.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjutkan rally di minggu yang kesebelas dengan tertahan di 2 hari terakhirnya pekannya oleh aksi profit taking setelah ada pengetatan PSBB Jakarta. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup menguat signifikan 2.80%, atau 165.995 poin, ke level 6,104.324. IHSG membukukan rally mingguan yang kesebelasnya, dan sempat mencapai posisi 10,5 bulan lebih tertingginya. Untuk minggu berikutnya (21-23 Desember 2020) yang pendek karena libur Natal, IHSG kemungkinan dalam konsolidasi tetapi umumnya masih tren bullish, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6,242 dan kemudian 6,312, sedangkan support level di posisi 5,911 dan kemudian 5,775.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi terbatas dalam pergerakan yang sempit, sementara dollar global kembali tertekan, sehingga rupiah secara mingguannya melemah 0.07% ke level Rp 14,110. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak melandai, atau kemungkinan rupiah lanjutkan rentang konsolidasi 4 minggu terakhirnya, dalam range antara resistance di level Rp14,232 dan Rp14,303, sementara support di level Rp13,992 dan Rp13,887.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Desember 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 3,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,50%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas eksternal yang terjaga, serta upaya untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap dan akan meningkat pada tahun 2021. Perkembangan tersebut terindikasi pada berlanjutnya kinerja positif sejumlah indikator pada November 2020, seperti peningkatan mobilitas masyarakat di beberapa daerah, berlanjutnya perbaikan PMI Manufaktur, dan menguatnya keyakinan serta ekspektasi konsumen terhadap penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan mulai positif pada triwulan IV 2020 dan pada kisaran -1% hingga -2% pada 2020, serta selanjutnya meningkat pada kisaran 4,8-5,8% pada 2021.

Defisit transaksi berjalan diprakirakan tetap rendah didorong oleh surplus neraca barang yang berlanjut. Neraca perdagangan November 2020 mencatat surplus sebesar 2,61 miliar dolar AS, melanjutkan surplus pada bulan sebelumnya.

Posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2020 tetap tinggi, yakni 133,6 miliar dolar AS, setara pembiayaan 9,9 bulan impor.

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara umum masih bearish dan sempat bertengger di 2,5 tahun lebih terendahnya, tertekan prospek stimulus fiskal AS yang mendekat serta harapan deal perundingan Brexit walau di akhir pekan meredup, dimana indeks dolar AS secara mingguan berakhir melemah ke 90.02. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau menguat ke 1.2252. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.2273 dan kemudian 1.2289, sementara support pada 1.2059 dan 1.1800.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat signifikan ke level 1.3521 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3625 dan kemudian 1.3792, sedangkan support pada 1.3134 dan 1.2854. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir melemah tipis ke level 103.24.  Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 105.35 dan 108.17, serta support pada 103.08 serta level 101.18. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7621 Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7676 dan 0.7712, sementara support level di 0.6807 dan 0.6776.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan investor mengkhawatirkan kenaikan terus kasus virus di dunia. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 26,763. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 27040 dan 27105, sementara support pada level 25425 dan 23505. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah tipis ke level 26,498. Minggu ini akan berada antara level resistance di 27040 dan 27105, sementara support di 25909 dan 25343.

Bursa saham Wall Street minggu lalu terpantau lanjut menguat dengan optimisme pada paket stimulus dan dimulainya vaksinasi. Indeks Dow Jones secara mingguan menguat terbatas ke level 30,179.06, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 30320 dan 30500, sementara support di level 29231 dan 28902. Index S&P 500 minggu lalu menguat ke level 3,727.4, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 3734 dan 3775, sementara support pada level 3546 dan 3327.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat oleh pelemahan dollar dan prospek positif program stimulus AS, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,881.48 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1896 dan berikut $1900, serta support pada $1764 dan $1747.

 

Memasuki minggu-minggu menuju akhir tahun 2020, apa yang akan terjadi di pasar investasi? Volume pasar biasanya berkurang karena para trader dan investor global akan atau sedang berlibur dalam suasana Natal dan Tahun Baru. Namun belum tentu pasar tidak bergerak atau “range-bound” saja. Ada kalanya ini kesempatan bagi sejumlah investor kakap untuk menggerakkan pasar selagi volume agak sepi. Kita lihat saja nanti. Apalagi periode ini sangat berbeda oleh adanya pandemic virus sedunia. Masih akan ada kesempatan berinvestasi bagi Anda menuju ke akhir tahun. Bagi Anda yang merayakannya, perkenankan disampaikan di sini “Selamat Hari Natal, 25-26 Desember 2020.” Tetap sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here