(Vibiznews – Column) – Pergerakan harga minyak sawit pada tahun 2020 dan potensinya di tahun 2021. Harga minyak sawit patokannya ada di Bursa Berjangka Malaysia.
Pada akhir tahun 2019 kecaman PM Malaysia terhadap India sempat membuat India tidak lagi membeli minyak sawit dari Malaysia, akibatnya ekspor minyak sawit ke India anjlok dan persediaan minyak sawit banyak sehingga harga minyak sawit dimulai dari bulan Februari sampai Mei mengalami penurunan . India memulihkan hubungan dengan Malaysia setelah PM Malaysia diganti dan kembali mengadakan pembelian minyak sawit ke Malaysia, setelah sempat mengalihkan pembelian minyak sawit ke Indonesia
Harga minyak sawit mengalami tantangan dari penolakan pasar Eropa untuk memakai minyak sawit dengan tuduhan minyak sawit tidak sustainable dan merusak lingkungan karena perkebunannya dengan membongkar hutan, pertikaian ini sudah dapat diselesaikan dengan diskusi antara Eropa dan produsen minyak sawit Indonesia dan Malaysia.
Pada tahun 2020 pandemi covid menyebabkan lockdown di Malaysia, akibatnya para pekerja di ladang sawit yang berasal dari Indonesia dan Philipina dipulangkan ke negaranya akibatnya perkebunan sawit mengalami kekurangan pekerja di saat panen.
Pada akhir tahun 2019 Indonesia mencanangkan untuk menggunakan minyak sawit sebagai bahan pembuatan biodiesel, dan di awal tahun 2020 sudah direncanakan untuk menggunakan B30, biodiesel yang mengandung 30% minyak sawit. Tapi pada tahun 2020 dengan pandemi covid-19 maka selama banyak orang berada di rumah saja membuat permintaan bensin berkurang, sehingga harganya turun, dan B30 permintaannya berkurang, namun menjelang akhir tahun 2020, Indonesia masih menetapkan penggunaan B30, dan penundaan penggunaan B40.
Harga minyak sawit sangat dipengaruhi oleh harga minyak nabati lainnya, terutama minyak kedelai, pada bulan Desember harga kedelai melonjak ke tertinggi 6 ½ tahun, akibatnya harga minyak kedelaipun naik, kenaikan harga ini diikuti oleh minyak sawit sehingga harga yang sudah meningkat karena produksi dan persediaan minyak sawit berkurang terdongkrak lagi oleh kenaikan dari harga minyak kedelai.
Harga minyak sawit menjadi minyak nabati dengan harga yang tinggi dibanding minyak nabati lainnya sehingga para pembeli minyak sawit mulai beralih kepada minyak kedelai atau minyak bunga matahari walaupun ongkos kirim lebih mahal dan kualitasnya kurang.
Pergerakan harga minyak sawit :
Harga terendah pada tahun 2020 terjadi pada bulan Mei di harga 2,074 ringgit, dan harga tertinggi terjadi pada 4 Desember ini harga minyak sawit mencapai tertinggi di 3,437 ringgit ($846.97) per ton, tertinggi sejak 5 Mei 2012, harga tertinggi 8 tahun.
Negara penghasil minyak sawit :
- Indonesia
- Malaysia
Produksi Minyak Sawit Malaysia
- Pada saat panen dimulai bulan September Malaysia mengalami kekurangan pekerja untuk memanen sawit sehingga produksi minyak sawitpun turun
Persediaan Akhir Minyak Sawit Malaysia
Jumlah persediaan minyak sawit mencapai terendah di bulan Nopember dengan jumlah terendah sejak Juni 2017 yaitu sebesar 1.56 juta ton
Negara pembeli minyak sawit :
- Cina
- India
COUNTRY | JAN – NOV 2020 | JAN – NOV 2019 | CHANGE (MT) | CHANGE (%) | JAN – DEC 2019 |
CHINA | 2,583,025 | 2,233,888 | 349,137 | 15.63 | 2,490,503 |
INDIA | 2,178,517 | 4,270,864 | (2,092,347) | (48.99) | 4,409,511 |
NETHERLANDS | 994,584 | 819,168 | 175,416 | 21.41 | 880,813 |
SWITZERLAND | 971 | 1,516 | -545 | (35.95) | 1,516 |
PAKISTAN | 955,881 | 994,531 | -38,65 | (3.89) | 1,085,546 |
Ekspor minyak sawit di bulan Nopember turun 22.16% ke jumlah terendah 7 bulan menjadi 1.3 juta ton, ekspor sempat naik selama dua bulan sebelumnya.
Beberapa faktor lainnya yang mempengaruhi harga minyak sawit adalah :
- Naiknya biaya restribusi ekspor untuk minyak sawit dari Indonesia
- Pajak ekspor Malaysia untuk CPO naik 8% dari 6.5% pada bulan Desember menurut the Malaysian Palm Oil Board (MPOB).
Perkiraan pergerakan harga minyak sawit di tahun 2021:
- Harga minyak sawit masih bisa melanjutkan kenaikan harganya karena persediaan yang menurun dan produksi yang menurun di Malaysia dan Indonesia
- Kenaikan harga akan terhambat dengan berkurangnya ekspor karena pajak ekspor yang dinaikkan di Malaysia dan juga kenaikan dari biaya restribusi di Indonesia
- Permintaan dalam negeri bisa saja meningkat apabila pandemi covid-19 sudah berlalu dan pemberian vaksin membuat rakyat bisa bergerak sehingga kendaraan bergerak lagi membuat permintaan biodiesel akan meningkat.
- Faktor cuaca dapat merusak tanaman sawit cuaca La Nina menyebabkan hujan yang deras dan terjadinya banjir semakin mengurangi produksi.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di $3.540 dan berikut ke $3.460 sedangkan resistant pertama di $3.610 dan berikut ke $3.640.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting
Editor : Asido