(Vibiznews – Market Mover) Pasar perdagangan global minggu ini mencermati berbagai sentimen khususnya perkembangan pandemi virus corona dan politik di AS.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan Inggris melakukan lagi penguncian nasional untuk menahan varian baru Covid-19 yang menular. Pembatasan dilakukan dan dapat meninggalkan rumah diantaranya hanya jika berbelanja kebutuhan pokok, tidak bisa bekerja dari rumah, berolahraga, pergi ke dokter. Sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi juga akan pindah ke pembelajaran jarak jauh pada Selasa. Inggris telah mencatat lebih dari 2,6 juta kasus virus corona dan lebih dari 75.000 kematian terkait, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.
Sedangkan dari perkembangan politik AS, DPR dan Senat AS akan mempertimbangkan suara Electoral College dalam sesi gabungan Kongres (joint session of Congress) pada hari Rabu, 6 Januari 2021, waktu Amerika. Sejumlah Republikan, baik senator maupun anggota DPR, berencana untuk menggugat sertifikasi suara di sejumlah negara bagian yang menjadi medan pertempuran selama ini, termasuk Georgia, Pennsylvania, Arizona, Nevada, Wisconsin, dan Michigan.
Bagaimana pasar mencermati berbagai sentimen tersebut ?
Dari pasar Forex, perkembangan politik AS yang masih menantikan siapa yang akan menjadi Presiden AS terpilih, membuat pelaku pasar wait and see dan cenderung membuat permintaan dolar AS menurun. Hal ini memberi penguatan bagi mata uang saingannya seperti Poundsterling dan Euro, sekalipun Poundsterling dibayangi tekanan lockdown ketiga Inggris.
Dari pasar index, bursa saham global bergerak mixed setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang melarang transaksi dengan delapan aplikasi perangkat lunak China, diantaranya WeChat Pay dan Ant Group’s Alipay. Bursa Wall Street dan Asia bergerak mixed. Bursa Eropa bergerak naik dengan aksi bargain hunting namun masih dibayangi kekhawatiran lockdown ketiga Inggris dan Jerman.
Dari pasar komoditas, harga minyak naik tertinggi 11 bulan setelah Arab Saudi setuju untuk melakukan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret. Sedangkan harga emas naik seiring pelemahan dolar AS.
Asido Situmorang, Senior Analyst, Vibiz Research Center, Vibiz Consulting