Harga Minyak Sawit Mingguan Kembali Naik, Review Mingguan Pasar Minyak Sawit

724

(Vibiznews – Commodity) – Pergerakan harga minyak sawit pada minggu   terakhir  bulan Januari tahun 2021 ini dari tanggal  25  Januari 2021 sampai 29 Januari 2021.  Pada minggu  harga minyak sawit naik 2.62 % menghentikan penurunan selama 2 minggu berturut – turut.

Pergerakan harga minyak sawit  pada minggu ini :

  • Harga minyak sawit April pada penutupan pasar hari Jumat 29 Januari 2021 naik 101 ringgit menjadi 3,489 ringgit per ton, pada perdagangan pagi hari sempat turun ke 3,365 ringgit.
  • Harga minyak sawit April pada penutupan pasar hari Kamis 28Januari 2021 di Bursa Malaysia Derivatives Exchange libur
  • Harga minyak sawit April di Bursa Malaysia Derivatif Exchange pada hari Rabu 27 Januari 2021 ditutup naik 119 ringgit atau 3.6% menjadi 3,385 ringgit ($837.04).
  • Harga minyak sawit April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada hari Selasa 26 Januari 2021 ditutup naik 23 ringgit (0.7% ) menjadi 3,265 ringgit ($806.77) per ton.
  • Harga minyak sawit April di Bursa Malaysia Derivatives Exchange pada hari Senin 25 Januari 2021 turun 49 ringgit atau 1.5% menjadi 3,233 ringgit ($799.26) per ton.

Pergerakan pasar pada minggu ini yang menyebabkan  kenaikan harga :

  • Harga minyak sawit naik karena Indonesia meningkatkan biaya restribusi dan pajak ekspor untuk minyak sawit, sehingga memberi keuntungan untuk ekspor minyak sawit Malaysia. Indonesia menetapkan harga referensi untuk CPO untuk bulan Februari dengan meningkatkan pajak ekspor dan biaya restribusi. Harga referensi untuk CPO di bulan Februari sebesar $1,026.78 perton dari $951.86 per ton pada bulan sebelumnya. Berdasarkan harga referensi baru maka pajak ekspor menjadi naik $93 per ton di bulan Februari dan biaya restribusi menjadi $255 per ton.
  • Ekspor Malaysia meningkat diluar perkiraan pada bulan Desember naik 10.8% dari tahun sebelumnya, peningkatan pengiriman dari barang-barang manufaktur dan produk pertanian, seperti minyak sawit, menurut data pemerintah pada hari Jumat.
  • Harga minyak kedelai naik 1.6% di CBOT (Chicago Board of Trade), karena hujan yang turun di Brazil menunda kegiatan di ladang kedelai, sehingga terjadi penundaan penanaman kedelai. Harga kedelai naik karena permintaan minyak kedelai yang meningkat dari Cina dan juga terjadinya pemogokan buruh pelabuhan di Brazil.
  • Pemerintah Malaysia melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran dari covid-19. Namun supaya perekonomian dapat berjalan lancar pemerintah tidak menyarankan untuk penutupan kegiatan dari perkebunan sawit. Untuk mencegah terjadi penyebaran dari kluster perkebunan sawit maka pemerintah melakukan pemeriksaan untuk 153,250 pekerja dari 1,160 daerah dan 33,034 perkebunan sawit perorangan di Sabah dalam 30 hari ini. Jika ditemukan banyak pekerja pada satu kebun yang terjangkit covid maka perkebunan itu saja yang ditutup, yang lain dapat berjalan seperti biasa. Sabah adalah merupakan daerah perkebunan sawit terbesar yang menghasilkan 25% dari total produksi minyak sawit di Malaysia.

Pergerakan pasar pada minggu ini yang menyebabkan penurunan harga :

  • Harga minyak sawit akan tertekan pada 2021 ketika salah satu pembeli terbesarnya Cina akan beralih membeli minyak kedelai yang harganya lebih murah dari minyak sawit.
  • Pembelian minyak sawit Cina sebagai importir terbesar ke dua di dunia, diperkirakan akan turun ke jumlah terendah 3 tahun di 2020-21.
  • Yang menyebabkan turunnya pembelian minyak sawit karena harga minyak sawit  mahal dibandingkan harga minyak kedelai, karena harga minyak sawit sempat mencapai harga tertinggi 10 tahun pada 4 Januari lalu akibat  turunnya persediaan di Malaysia.
  • Kenaikan harga minyak sawit mengurangi margin  bagi pembeli  sehingga Cina akan mengurangi impornya menjadi 400,000 – 500,000 ton per bulan di kuartal pertama 2021 dari 650,000 – 750,000  ton di Oktober sampai Desember, menurut China National Grain & Oil Information Centre. Pembelian minyak sawit oleh Cina turun 8.8% menjadi 6.2 juta ton di 2020-21.

Kesimpulan :

  • Harga minyak sawit kembali meningkat karena persaingan harga, perkiraan ekspor minyak sawit akan beralih ke Malaysia kembali karena tingginya pajak ekspor dan restribusi dari Indonesia
  • Pengaruh kenaikan harga minyak kedelai akan meningkatkan harga kedelai karena pembelian minyak kedelai AS yang meningkat oleh Cina
  • Namun kenaikan harga terhambat karena mahalnya harga minyak sawit dan beralihnya para pembeli ke minyak nabati lainnya seperti minyak kedelai & minyak bunga matahari

Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 3,290 ringgit dan berikut ke 3,220 ringgit sedangkan resistant pertama di 3,490 ringgit dan berikut ke 3,570 ringgit

Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting

Editor : Asido

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here