Ekonomi Dalam Negeri Melanjutkan Pemulihannya — Domestic Market Outlook, 8-12 February 2021 by Alfred Pakasi

706

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Rilis pertumbuhan PDB Indonesia triwulan IV 2020 yang membaik ke -2.19% (yoy), atau pertumbuhan tahun 2020 sebesar -2.07%. Angka ini masih lebih baik dibandingkan prakiraan kontraksi 2.2% dari Bank Dunia.
  • KSSK menyatakan stabilitas sistem keuangan Indonesia dalam kondisi normal di tengah perekonomian yang berangsur membaik.
  • Sentimen optimis akan digelontorkannya stimulus fiskal AS memicu kenaikan bursa saham global dan regional.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,134 ribu orang terinfeksi, 927 ribu sembuh, dan 31 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 8-12 February 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau rebound tajam dari area oversold-nya di tengah sentimen positif regional dan kontraksi PDB 2020 yang lebih baik dari perkiraan. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup rebound kuat 4.94%, atau 289.377 poin, ke level 6,151.729. Untuk minggu berikutnya (8-12 Februari 2021), IHSG kemungkinan masih dalam bias penguatan walau agak konsolidatif, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6,270 dan kemudian 6,505, sedangkan support level di posisi 5,735 dan kemudian 5,563.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau menguat tipis dalam rentang pergerakan terbatas di 4 minggu terakhir, sementara dollar global bias menguat, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat tipis 0.14% ke level Rp 14,030. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih mendatar, atau kemungkinan rupiah bias menguat terbatas, dalam range antara resistance di level Rp14,217 dan Rp14,303, sementara support di level Rp13,915 dan Rp13,862.

===

Bank Indonesia menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2020 menunjukkan berlanjutnya proses perbaikan perekonomian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), meskipun mengalami kontraksi, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV 2020 sebesar -2,19% (yoy) membaik dari pertumbuhan triwulan III 2020 sebesar-3,49% (yoy). Tren perbaikan pada triwulan IV 2020 tersebut terjadi di hampir seluruh komponen permintaan dan lapangan usaha. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07% pada tahun 2020.

Di sisi lapangan usaha (LU), sebagian besar lapangan usaha mengalami perbaikan pada triwulan IV 2020. LU yang terkait dengan kesehatan dan aktivitas work from home dan school from home tercatat tetap tumbuh positif dan melanjutkan perbaikan, seperti LU Informasi dan Komunikasi dan LU Jasa Kesehatan.

Ke depan, pertumbuhan ekonomi domestik yang membaik hingga akhir 2020, diprakirakan meningkat secara bertahap pada tahun 2021.

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan bahwa stabilitas sistem keuangan (SSK) berada dalam kondisi normal di tengah perekonomian yang berangsur membaik. Sinergi kebijakan antar-otoritas melalui berbagai langkah penguatan segera dan luar biasa untuk mengatasi dampak Covid-19 mampu mendorong perbaikan ekonomi secara bertahap dengan stabilitas yang tetap terjaga.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

Pada bulan kedua di tahun 2021 ini, gairah investasi di berbagai pasar tetap terlihat marak. Pasar bergerak tanda bahwa investor sedunia melihat adanya potensi profit untuk perdagangan dan pilihan investasi saat ini. Sementara itu, sebagian investor masih terus berpandangan ini bukan waktu yang pas dengan melihat konsolidasi pasar yang kelihatannya cenderung terjadi. “Takut salah langkah,” demikian pikir mereka. “Fear” atau ketakutan seringkali menjadi faktor penghambat dalam psikologis perdagangan. Acapkali ini sebenarnya gambaran dari ketidaktahuan situasi dan kondisi pasar. Dari pada serba menebak, lebih baik Anda bergabung dengan komunitas membership vibiznews.com. Pasar yang abu-abu akan menjadi terang benderang. Bagi para member, kami sampaikan terimakasih telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here