Turunnya Suku Bunga dan Sentimen Stimulus — Domestic Market Outlook, 22-26 February 2021 by Alfred Pakasi

1100

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate(BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%.
  • Sentimen positif pasar datang juga dari naiknya terus tingkat kesembuhan Covid-19 menjadi 84.6%.
  • Rencana stimulus fiskal di Amerika ikut memengaruhi sentimen di bursa regional dan domestik.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,263 ribu orang terinfeksi, 1,069 ribu sembuh, dan 34 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 22-26 February 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau lanjut menguat di minggu ketiganya dengan pergerakan fluktuatif karena profit taking dan balik menguat di akhir pekan. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.15%, atau 9.411 poin, ke level 6,231.932. Untuk minggu berikutnya (22-26 Februari 2021), IHSG kemungkinan agak konsolidatif dalam bias penguatannya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6,314 dan kemudian 6,505, sedangkan support level di posisi 6,018 dan kemudian 5,735.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi cukup signifikan ke posisi 3 minggu terendahnya, sementara dollar global melemah, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0.67% ke level Rp 14,065. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan agak mendatar, atau kemungkinan rupiah konsolidasi dan akan sempat rebound, dalam range antara resistance di level Rp14,127 dan Rp14,217, sementara support di level Rp13,866 dan Rp13,862.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau lanjut terkoreksi dalam dua minggu belakangan ini, terlihat dari pergerakan naik yields obligasi ke 6,599% pada akhir pekan. Itu searah dengan kenaikan yields US Treasury belakangan ini.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta sebagai langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional.

BI juga melonggarkan ketentuan Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis kendaraaan bermotor baru, untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor otomotif dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021;

Selain itu, BI melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, serta ruko/rukan), bagi bank yang memenuhi kriteria NPL/NPF tertentu, dan menghapus ketentuan pencairan bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021;

Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2020 yang tetap baik, sehingga menopang ketahanan eksternal. NPI pada triwulan IV 2020 defisit rendah sebesar 0,2 miliar dolar AS, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, di tengah transaksi modal dan finansial yang defisit rendah. Dengan perkembangan tersebut, NPI secara keseluruhan tahun 2020 surplus 2,6 miliar dolar AS.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

 

Para pembaca barangkali telah melihat bahwa isyu kebijakan moneter dari sejumlah bank sentral global begitu kerap mewarnai dan menggerakkan pasar, kadang mendatangkan bearish pasar, kadang mendorong rally-nya. Isyu suku bunga -pelonggaran atau penurunannya- di antara kekhawatiran atas prospek pemulihan ekonomi global merupakan sebagian major fundamental yang menjadi penggerak utama pasar. Pergolakan ekonomi dunia di tengah panjangnya pandemi nampaknya masih akan terus berlangsung dengan berbagai dinamikanya. Kita juga akan melihat sejumlah isyu lain yang dapat menggerakkan pasar nantinya. Vibiznews.com akan menjadi partner Anda sebagai investor dalam memantau tiap-tiap pergerakan pasar secara updated dan detail.  Baiklah, terima kasih karena telah bersama kami karena kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here