Sentimen Naiknya Yields Obligasi di Pasar Keuangan — Domestic Market Outlook, 1-5 March 2021 by Alfred Pakasi

851

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Naiknya yield obligasi (Treasury) AS menekan koreksi pada bursa saham global, termasuk IHSG serta mata uang rupiah.
  • Dinamika arus modal masuk keluar dari investor asing menjadi perhatian investor pasar keuangan.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,322 ribu orang terinfeksi, 1,128 ribu sembuh, dan 35 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 1-5 March 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat terbatas di minggu keempatnya dengan pergerakan yang fluktuatif dan terkoreksi di akhir pekan. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.16%, atau 9.864 poin, ke level 6,241.796. Untuk minggu berikutnya (1-5 Maret 2021), IHSG kemungkinan di sekitar rentang konsolidasi 3 minggu terakhirnya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6,322 dan kemudian 6,505, sedangkan support level di posisi 6,157 dan kemudian 6,018.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau terkoreksi signifikan ke posisi 2 bulan terendahnya, sementara dollar global rebound, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1.39% ke level Rp 14,260. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat terkoreksi turun, atau kemungkinan rupiah dalam potensi rebound, dalam range antara resistance di level Rp14,275 dan Rp14,302, sementara support di level Rp14.020 dan Rp13,862.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik turun seminggu terakhir ini, terlihat dari pergerakan fluktuatif yields obligasi dan berakhir balik flat ke 6,598% pada akhir pekan. Sementara yields US Treasury bergerak terus melesat.

===

Bank Indonesia merilis Laporan Kebijakan Moneter (LKM) Triwulan IV 2020 yang menyebutkan bahwa pemulihan ekonomi global mulai terlihat dan diprakirakan berlanjut, sementara itu perekonomian domestik menunjukkan perbaikan secara bertahap. Menyikapi perkembangan tersebut dan hasil asesmen keseluruhan, Bank Indonesia dalam dalam Rapat Dewan Gubernur tanggal 17-18 Februari 2021 memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.

Menurut laporan tersebut, implementasi vaksinasi dan sinergi kebijakan nasional diprakirakan akan mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional ke depan. Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran 4,3%-5,3% pada 2021 dengan inflasi yang diprakirakan tetap terkendali dalam sasaran 3,0%±1%.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

Berita dari bursa aset investasi di kawasan Asia, Eropa dan Amerika kerap kali memengaruhi pasang surutnya pasar investasi. Satu saat sepertinya memberi harapan, pada kesempatan lain memutuskan ekspektasinya. Sangat tidak menentu. Kita tidak menyalahkan pasar atas hal tersebut. Pasar tidak pernah salah. Kita, sebagai investor, yang harus mengerti siapa pasar, apa perilakunya, serta bagaimana penyebabnya. Vibiznews.com dapat menjadi pendukung bagi Anda untuk memahami pasar investasi lebih baik. Bagi Anda, kami selalu hadir mendampingi. Saat ini, kami sampaikan terimakasih kepada para pemirsa yang telah bersama terus dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here