(Vibiznews – Commodity) Minyak mentah benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) sempat turun lebih dari 3% pada hari Jumat namun berhasil mengakhiri minggu lalu di teritori yang positip di $61.54. Secara basis bulanan, harga minyak mentah WTI naik hampir 18% selama bulan Februari. Saat ini, minyak mentah WTI diperdagangkan sedikit naik di sekitar $61.70.
House of Representatives AS telah menyetujui proposal stimulus fiscal senilai $1.9 triliun untuk paket kelegaan coronavirus dengan perbandingan suara 219-212 dan mengirimnya ke Senat AS. Menurut laporan, Demokrat telah meninggalkan rencana mereka untuk menaikkan upah minimum yang selama ini dipersengketakan sehingga membuka jalan bagi keluarnya stimulus fiskal AS yang akan bisa menaikkan ekspektasi akan inflasi.
Perkembangan ini memberikan dorongan positip terhadap sentimen pasar pada permulaan minggu yang baru dan membantu minyak mentah mendapatkan daya tarik yang menguntungkan.
Namun disisi lain, menguatnya dollar AS secara luas karena naiknya yields Treasury AS tetap menjadi tema utama pasar pada permulaan minggu perdagangan yang baru. Hal ini membatasi kenaikan dari minyak mentah yang berdenomisikan dollar AS, sehingga harga minyak mentah praktis tidak berubah.
Selanjutnya pada minggu ini, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sekutunya, suatu kelompok kartel minyak yang dikenal sebagai OPEC+, akan bertemu untuk mendiskusikan strategi output minyak mentah. Pasar memperkirakan akan ada sedikit kenaikan dari total output minyak mentah sejak bulan April meskipun keputusan dari Arab Saudi mengenai pengurangan produksi secara sukarela akan menjadi kunci yang menentukan.
“Support” terdekat menunggu di $61.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $60.50 dan kemudian $60.00. “Resistance” yang terdekat menunggu di $62.03 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $63.80 dan kemudian $64.32.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
