(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Disetujuinya paket stimulus AS dan sempat meredanya yield obligasi (Treasury) AS yang mengangkat bursa saham global, termasuk IHSG.
- BI merilis laporan yang menunjukkan terjadinya capital outflow terutama di pasar SBN.
Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,410 ribu orang terinfeksi, 1,231 ribu sembuh, dan 38 ribu lebih orang meninggal.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 15-19 March 2021.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat di minggu keenamnya dengan pergerakan yang fluktuatif dan melejit di 2 hari terakhir, di tengah sentimen persetujuan paket stimulus dari AS. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya bias menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat signifikan 1.59%, atau 99.639 poin, ke level 6,358.209. Untuk minggu berikutnya (15-19 Maret 2021), IHSG kemungkinan akan menembus resistant rentang konsolidasi 4 minggu sebelumnya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance level di 6,394 dan kemudian 6,505, sedangkan support level di posisi 6,167 dan kemudian 6,018.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu terpantau melemah di minggu keempatnya walau di 2 hari terakhirnya berupaya bangkit, sementara dollar global agak terkoreksi, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0.59% ke level Rp 14,385. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan masih perlahan naik, atau kemungkinan rupiah melemah lebih terbatas menuju area konsolidasi baru, dalam range antara resistance di level Rp14,475 dan Rp14,567, sementara support di level Rp14.240 dan Rp14.105.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau lanjut turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan fluktuatif yields obligasi dan berakhir naik ke 6,806% pada akhir pekan. Sementara yields US Treasury fluktuatif dan menanjak lagi di akhir minggunya.
===
Bank Indonesia merilis data penjualan eceran yang membaik pada Februari 2021, meski masih kontraksi. Hal itu tercermin dari IPR Februari 2021 yang diprakirakan kontraksi 0,7% (mtm), lebih kecil dibandingkan dengan kontraksi 4,3% (mtm) pada bulan sebelumnya, sejalan dengan permintaan masyarakat yang terjaga saat HBKN (Imlek).
BI juga merilis data yang menunjukkan terindikasinya capital outflow, berdasarkan data transaksi 8-10 Maret 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik terdapat jual neto Rp7,83 triliun, dengan jual neto di pasar SBN sebesar Rp6,87 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,96 triliun.
Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.
===
Bagaimana hasil trading investasi Anda? Ada yang bagus, dan ada yang buruk, mungkin. Memang tidak mudah bermain di pasar investasi ini. Faktanya, sejujurnya, jauh lebih banyak kelompok orang yang mengalami loss ketimbang profit secara konsisten. Mereka yang menang umumnya adalah para professional trader dan investor yang menekuni dan mempelajari pasar dan metodologi untuk mememenangkannya begitu rupa. Bagaimanapun, tidak ada short cut untuk menjadi high gainers. Tapi Vibiznews dapat membantu Anda mempercepat proses belajar dan mendampingi saat membutuhkan informasi pasar terkini secara akurat. Untuk diingat, kami ada untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido


