(Vibiznews – Property) – Dunia sudah berada dalam situasi pandemi selama satu setengah tahun terakhir. Gelombang virus masih terus membayangi berbagai negara di dunia. Kebijakan lockdown di banyak negara atau pengetatan sementara adalah kondisi new normal. Perekonomian seperti menunjukkan arah pemulihan, namun masih diliputi ketidakpastian. Untuk Indonesia arah pemulihan ekonomi relatif semakin terlihat secara bertahap.
Di tengah kondisi pandemi ini, investasi pada aset properti dalam negeri masih banyak dinilai sebagai pilihan investasi menarik karena memiliki nilai aset yang terus meningkat tanpa banyak mengalami fluktuasi dan risiko yang relatif cukup rendah.
Peluang keuntungan berinvestasi properti, baik dari segi pendapatan sewa properti bila disewakan kepada pihak lain maupun dari kenaikan nilai dan harga pasar aset tersebut, tetap merupakan daya tarik investasi.
Hal tersebut terlihat, di antaranya, dari data BKPM yang merilis realisasi investasi kuartal I/2021 yang menunjukkan sektor perumahan dan kawasan industri merupakan satu dari lima sektor usaha yang mencatat realisasi tertinggi, yakni sebesar Rp29,4 triliun (13,4%) pada tahun 2021.
Di tengah tekanan kontraksi ekonomi, properti tetap menjadi pilihan investasi ditopang dengan adanya promosi serta relaksasi kebijakan dari pemerintah untuk pemulihan ekonomi. Didukung dengan relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan kebijakan uang muka 0% dari perbankan, ditambah sejumlah promo dan insentif dari pengembang -yang mungkin tidak tersedia saat ekonomi nanti dalam kondisi normal- itu telah mengangkat permintaan properti khususnya hunian dari masyarakat.
Stimulus yang disediakan pemerintah tersebut menunjukkan pemerintah sedang berusaha menggenjot industri properti, mendukung meningkatnya pembelian rumah, terutama untuk pembelian rumah atau hunian pertama. Kondisi ini menunjukkan bahwa sekarang adalah saat yang termudah untuk membeli rumah, dan ini menarik untuk berinvestasi di sektor properti.
Permintaan properti perumahan semakin terangkat dengan tren work from home (WFH) yang kian meningkat oleh pembatasan sosial pada sektor perkantoran. Minat masyarakat semakin terpacu untuk memiliki hunian atau rumah yang bukan hanya nyaman untuk beristirahat, tapi juga nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas bekerja dari rumah.
Data dari konsultan properti internasional JLL Indonesia belum lama ini menunjukkan tren peningkatan permintaan pasar landed house atau rumah tapak. Rumah tapak dengan dua hingga tiga kamar tidur merupakan tipe yang paling diminati di tahun 2021 ini.
Analis Vibiz Research Center melihat bahwa properti adalah sektor ekonomi yang berjalan searah dengan siklus ekonomi. Di tengah ekonomi Indonesia yang sedang bergerak ke arah pemulihannya, adalah wajar untuk pelaku industri properti untuk bergerak, termasuk juga masyarakat konsumen untuk memanfaatkan momen ini. Para pengembang yang adaptif dan inovatif kemungkinan sudah mengambil langkah lebih awal untuk siklus pemulihan ini, dengan layanan yang semakin digital secara end to end serta produk-produk yang disesuaikan dengan gaya hidup new normal. Tahun 2021 ini nampaknya menjadi tahun kebangkitan sektor properti.
Dina Boenanto/CP Vibiz Consulting
Editor: Asido