Antara Jalan Pemulihan dan Kenaikan Kasus Covid — Domestic Market Outlook, 21-25 June 2021 by Alfred Pakasi

741

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Concern investor terhadap kenaikan kasus baru Covid-19 yang berisiko terhadap pengetatan dan pembatasan aktivitas ekonomi.
  • Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50% yang sudah diprediksi luas oleh pasar.
  • Neraca perdagangan Indonesia bulan Mei meningkat surplusnya, dan posisi surplus ini telah berlangsung terus sejak Mei 2020.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 1,963 ribu orang terinfeksi, 1,779 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tinggi 90.82%, dan 54 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 21-25 June 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau terkoreksi setelah rally 3 minggu oleh sentimen kenaikan berlanjut kasus Covid dan aksi profit taking investor asing. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup melemah signifikan 1.45%, atau 88.377 poin, ke level 6,007.120, berada di level 2 minggu terendahnya. Untuk minggu berikutnya (21-25 Juni 2021), IHSG kemungkinan masih dalam tekanan sambil menunggu arah pasar, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.135 dan 6.231. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.944, dan bila tembus ke level 5.833.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah dari posisi 4 minggu terkuatnya ke level 4 minggu terendahnya oleh berita the Fed hawkish dan siap menaikkan suku bunganya pada tahun 2023 sebanyak dua kali, sementara dollar global tambah perkasa, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir terkoreksi signifikan 1.42% ke level Rp 14,390. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan sempat menurun, atau kemungkinan rupiah rebound sebentar karena sudah di area oversold, dalam range antara resistance di level Rp14,425 dan Rp14,480, sementara support di level Rp14.235 dan Rp14.183.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau melemah secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yields obligasi dan berakhir ke 6,564% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury cenderung tertekan pada minggu terakhir ini.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 16-17 Juni 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta upaya untuk memperkuat pemulihan ekonomi.

Perbaikan perekonomian domestik berlanjut pada triwulan II 2021. Kondisi tersebut tercermin pada berbagai indikator dini pada Mei 2021 yang terus membaik. Ke depan, pemulihan ekonomi domestik didorong oleh akselerasi perekonomian global, kecepatan vaksinasi, dan penguatan sinergi kebijakan, meskipun dibayangi oleh peningkatan kasus Covid-19 yang muncul pada akhir triwulan II. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 tetap sesuai dengan proyeksi Bank Indonesia pada April 2021, yakni pada kisaran 4,1%-5,1%.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia Mei 2021 kembali surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya sebesar 2,29 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan nilai positif sejak Mei 2020.

Berdasarkan data transaksi 14 – 17 Juni 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp3,31 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp2,80 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,51 triliun.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

 

Situasi dan isyu global tetap ramai menjadi topik perbincangan di pasar investasi saat ini. Pandemi Covid-19 dan gejolak geopolitik, misalnya, menjadi sebagian bahan diskusi yang cukup ramai di antara para investor. Para pelaku investasi saling-silang berbeda pendapat di mass media dan forum diskusi. Ini sering membingungkan para investor individual dalam menentukan strategi investasi mereka. Gabung saja mengikuti Vibiznews dan Anda akan memperoleh secara rutin harian pandangan pasar dan rekomendasi aksi pasar berikutnya. Dengan tingkat akurasi yang menarik, investor harusnya akan banyak diuntungkan dengan cara yang cerdas dan praktis. Terima kasih telah bersama dengan kami yang merupakan partner demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here