(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI), diperdagangkan dan ditutup di level $74.80 pada penutupan perdagangan hari Jumat minggu lalu.
Setelah sempat turun tajam ke $70.52 karena pengumuman FOMC tiga minggu yang lalu yang bernada hawkish, minyak mentah berangsur naik dan kembali kepada tren naiknya. Minyak mentah saat ini berada di $74.80, level tertinggi sejak tahun 2018, dengan pertemuan OPEC+ gagal mencapai konsensus pada hari Kamis.
Menurut sumber yang dapat dipercaya, Uni Emirat Arab tidak puas dengan hasil pertemuan OPEC+ dan dengan terang-terangan memblokade rencana untuk melonggarkan dengan segera pemangkasan produksi dan perpanjangannya sampai akhir dari 2022.
Anggota yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia akan mengadakan konvensi kembali pada hari Jumat dan kemungkinan akan menaikkan produksi sekitar 400 – 500 ribu barel per hari.
Para investor memanfaatkan penundaan pembicaraan OPEC+ sebagai kesempatan untuk mengambil untung, terutama setelah kenaikan yang kuat sebelumnya. Karenanya emas hitam ini mengalami penuruan hampir $1 dan sekarang memperpanjang konsolidasinya ditengah ketidak tenangan di pasar.
Keprihatinan terhadap penyebaran varian baru covid Delta membuat permintaan terhadap minyak mentah menjadi tertekan sehingga membatasi kenaikan dari minyak mentah WTI.
“Support” terdekat menunggu di $74.38 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $73.09 dan kemudian $71.70. “Resistance” yang terdekat menunggu di $75.32 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $76.84 dan kemudian $78.49.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido
