(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI), berjuang bertahan untuk tidak turun lebih jauh di sekitar $71.62 di dalam perdagangan sesi Asia Kamis pagi.
Lompatan naik harga minyak WTI belakangan ini disebabkan karena sempat turunnya dollar AS dan harapan akan naiknya permintaan terhadap minyak kedepannya.
Saat ini harga minyak mentah WTI tertekan dengan adanya ketakutan terbaru terhadap varian coronavirus yang baru. Presiden Federal Reserve cabang Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa kenaikan infeksi coronavirus yang baru yang digerakkan oleh varian Delta yang lebih menular bisa menyebabkan para konsumen menarik diri dan memperlambat pemulihan ekonomi AS.
Selain itu, Energy Information Administration (EIA), mempublikasikan perkiraan mengenai permintaan minyak yang terbaru pada hari Rabu yang menurunkan perkiraan untuk pertumbuhan permintaan minyak dunia pada tahun 2021 sebanyak 80.000 barel perhari menjadi pertambahan per tahun hanya sebanyak 5.33 juta barel per hari.
Penurunan harga minyak WTI ditambah lagi dengan dollar AS kembali menguat setelah sempat melemah sebelumnya.
Semua faktor negatip bagi harga minyak ini, membuat minyak mentah WTI mengabaikan data yang keluar dari industri minyak AS, American Petroleum Institute (API), yang melaporkan penurunan stok minyak mentah mingguan AS yang berkurang dari sebelumnya sebanyak 8.153 juta barel menjadi 7.983 juta barel selama minggu yang berakhir pada tanggal 2 Juli.
“Support” terdekat menunggu di $71.01 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $70.09 dan kemudian $67.74. “Resistance” yang terdekat menunggu di $72.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $72.55 dan kemudian $73.21.
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



