(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- RDG Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%.
- Investor terus mencermati perkembangan PPKM Darurat dan kenaikan kasus baru Covid-19 yang terus disertai dengan tingkat kesembuhan yang tinggi.
- Pasar keuangan tetap optimis dengan berlanjutnya capital inflow, sehingga IHSG dan rupiah lanjut menguat.
Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 3,082 ribu orang terinfeksi, 2,431 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan masih tinggi 78.89%, dan 80 ribu lebih orang meninggal.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 26-30 July 2021.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat di minggu keempatnya dan sempat berada di level 7 minggu tertingginya, namun terkoreksi profit taking di hari terakhirnya, menunjukkan investor yang tetap optimis sekalipun di tengah tingginya kasus Covid di Indonesia. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya melemah. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0.48%, atau 29.180 poin, ke level 6,101.690. Untuk minggu berikutnya (19-23 Juli 2021), IHSG kemungkinan masih akan ditahan profit taking di sekitar overbought area-nya, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.231 dan 6.342. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.947, dan bila tembus ke level 5.884.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat di minggu yang ketiga walaupun tipis, ditopang oleh berlanjutnya aliran modal masuk ke pasar keuangan, dalam pasar yang agak sideways, sementara dollar global menguat, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat tipis 0.03% ke level Rp 14,492. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan masih rangebound, atau kemungkinan rupiah dalam rentang terbatas dengan bias menguat, dalam range antara resistance di level Rp14,572 dan Rp14,634, sementara support di level Rp14.415 dan Rp14.370.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yields obligasi dan berakhir ke 6,298% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury bias menurun di minggu ini.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Juli 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan karena ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dari Covid-19.
BI prakirakan bahwa pertumbuhan ekonomi domestik akan lebih rendah dari sebelumnya pasca penyebaran varian delta Covid-19. Hingga triwulan II 2021, perbaikan ekonomi terus berlanjut, terutama didorong oleh peningkatan kinerja ekspor, belanja fiskal dan investasi non bangunan. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2021 menjadi 3,5% – 4,3%.
Hasil Survei Perbankan Bank Indonesia yang dilakukan pada Juni 2021 mengindikasikan secara triwulanan (qtq) penyaluran kredit baru pada triwulan II 2021 tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru sebesar 53,9%.
Berdasarkan data transaksi 19-22 Juli 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp2,45 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,24 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,21 triliun.
Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.
===
Bagi Anda yang mungkin, karena kesibukan atau hal lainnya, baru kembali beraktivitas dalam dinamika pasar investasi disarankan untuk pelajarilah dahulu situasi pasar secara hati-hati. Sikap “hati-hati” adalah kata kunci dalam berivestasi. Investasi itu bukan asal tebak, untung-untungan, atau sikap ‘semoga kali ini benar’. Investasi seutuhnya meliputi analisis, pengetahuan, pengalaman, pendalaman isyu, modal yang memadai, manajemen risiko, penguasaan psikologi, serta juga intuisi professional. Kombinasi ini semua membuat investor sukses berkarakteristik kehati-hatian. Hati-hati tetapi berani mengambil keputusan sesuai dengan pertimbangan matangnya. Kalau perlu bantuan, gabung saja lagi dengan kami yang adalah partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido