(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- RDG Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%.
- Pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan BI tetap berada dalam kisaran proyeksi pada 3,5% – 4,3%.
- Pada triwulan II 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 1,9 miliar dolar AS menunjukkan terus terjadi capital inflow.
Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 3.950 ribu orang terinfeksi, 3.499 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tetap tinggi 88,6%, dan 123 ribu lebih orang meninggal.
Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 23-27 August 2021.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah di minggu keduanya terpengaruh sentimen regional yang negatif karena isyu percepatan tapering the Fed dan naiknya wabah virus varian Delta. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 1,77%, atau 108,720 poin, ke level 6.030,772. Untuk minggu berikutnya (23-27 Agustus 2021), IHSG kemungkinan akan berupaya meninggalkan area oversold-nya walau sentimen masih negatif, dengan tetap mengacu kepada fundamental bursa kawasan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.263 dan 6.358. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 5.947, dan bila tembus ke level 5.884.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu juga terkoreksi kembali dalam dua minggu dan tertekan ke 3 minggu terendahnya di tengah penguatan dollar karena prospek tapering dan sebagai safe haven, sementara dollar global melaju kuat, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,47% ke level Rp 14.452. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan naik bertahap, atau kemungkinan rupiah masih dalam koreksi, dalam range antara resistance di level Rp14.523 dan Rp14.634, sementara support di level Rp14.304 dan Rp14.295.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau naik terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun yields obligasi dan berakhir ke 6,347% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury cenderung turun pada minggu ini.
===
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 Agustus 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Realisasi PDB pada triwulan II 2021 tercatat 7,07% (yoy), meningkat tajam dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,71% (yoy). Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh kinerja ekspor yang tetap kuat, di tengah perbaikan konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah yang terus berlanjut.
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,5% – 4,3%.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2021 tetap baik, sehingga mendukung ketahanan eksternal. NPI pada triwulan II 2021 mengalami defisit rendah sebesar 0,4 miliar dolar AS, ditopang oleh defisit transaksi berjalan yang tetap rendah dan surplus transaksi modal dan finansial yang berlanjut.
Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2021 kembali mencatat surplus, ditopang oleh investasi langsung dan investasi portofolio. Pada triwulan II 2021, transaksi modal dan finansial mencatat surplus sebesar 1,9 miliar dolar AS (0,7% dari PDB), melanjutkan capaian surplus pada triwulan sebelumnya sebesar 5,5 miliar dolar AS (2,0% dari PDB).
Berdasarkan data transaksi 16-19 Agustus 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp3,49 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,75 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp1,74 triliun.
Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.
===
Sejumlah pelaku pasar adakalanya menghadapi masa-masa panik di tengah situasi tekanan pasar. Kadang-kadang investor bisa bereaksi secara sepertinya kurang logis atau over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang heboh, gonjang-ganjing dan panik. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai psikologi pasar. Di tengah kepanikan pasar demikian, ada saja investor yang bisa diuntungkan, misalnya untuk mereka yang bulan-bulan belakangan ini cukup tepat waktu untuk masuk dan keluar pasar di tengah pasar yang sideways. Bagaimana pun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan kuatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, ketahuilah kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting
Editor: Asido