Mendukung Investasi Renewable Energy – Wawancara dengan Pandu Sjahrir, Komisaris BEI

713

(Vibiznews – Dialogue & Opinion) Menurut laporan baru OECD Indonesia dapat menjadi pemimpin dunia dalam energi bersih dengan reformasi lebih lanjut untuk memobilisasi investasi dalam energi terbarukan dan efisiensi energi.

OECD mengatakan Indonesia memiliki potensi yang belum dimanfaatkan dan sangat berlimpah untuk keuangan dan investasi di energi terbarukan dan efisiensi energi. Energi terbarukan ini merupakan kunci untuk mempercepat transisi negara energi hijau dan mendukung pemulihan yang berkelanjutan dari krisis COVID-19.

Sekretaris Jenderal OECD Mathias Cormann mengatakan: ” sektor energi bersih akan memainkan peran penting dalam mendukung pemulihan hijau Indonesia,” mempresentasikan laporan tersebut bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto pada acara peluncuran virtual. “Menciptakan peraturan lingkungan yang sehat, transparan, dan dapat diprediksi adalah kunci untuk menarik ratusan miliar dolar investasi swasta yang dibutuhkan untuk mendorong transisi energi bersih Indonesia, dan pemulihan hijau negara secara lebih luas.”

Kajian tersebut merekomendasikan agar Indonesia menggunakan periode pemulihan pascapandemi sebagai kesempatan untuk beralih dari bahan bakar fosil dan memulai jalur rendah karbon.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), juga telah menetapkan Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim melalui dokumen Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilience (LTS-LCCR) 2050. Strategi jangka panjang tersebut adalah dengan meningkatkan ambisi pengurangan GRK (Gas Rumah Kaca) melalui pencapaian puncak emisi GRK nasional pada 2030.

Dalam hal ini, sektor kehutanan dan lahan lainnya atau Forestry and Other Land Use (FoLU) sudah mencapai kondisi bersih (net sink), dengan capaian 540 metrik ton (Mton) emisi karbondioksida (CO2e) pada 2050. Strategi ini juga mengeksplorasi peluang untuk mencapai perkembangan lebih cepat menuju emisi net-sink dari seluruh sektor pada 2060 medatang.

Pandu Sjahrir, Komisaris Bursa Efek Indonesia dalam kesempatan Wawancara dengan Vibiznews dalam Program Dialogue & Opinion beberapa waktu lalu menyatakan pentingnya saat ini untuk melakukan reinvestasi untuk mendukung pelaksanaan energi bersih bagi Indonesia.

Pandu menyatakan “kita punya kesempatan dua dekade ke depan adalah bagaimana me-reinvestasi atau capital allocation kepada aktifitas-aktifitas yang bisa membuat carbon neutrality

Seperti kita ketahui Netralitas Karbon adalah istilah yang digunakan dalam upaya menyeimbangkan antara jumlah karbon dioksida atau gas rumah kaca yang dilepaskan ke atmosfer dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca dalam suatu kegiatan, atau mengeliminasi secara total emisi gas rumah kaca.
Contoh Netralitas karbon itu seperti menanam pohon untuk mengurangi jumlah gas rumah kaca yang dikeluarkan dalam proses produksi suatau perusahaan, kegiatan ini bisa juga disebut sebagai Carbon offset.
Netralitas karbon juga dapat digunakan untuk menggambarkan suatu energi yang tidak melepaskan emisi gas rumah kaca, seperti energi surya.

Sekalipun saat ini mungkin terlihat usaha atau bisnis dalam Renewable Energy tidak sebesar Energi fosil seperti batubara, namun dengan Netralitas Karbon ini diharapkan dapat memberikan kehidupan yang lebih baik dengan adanya udara yang lebih bersih dan memberikan kesehatan bagi masyarakat.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here