(Vibiznews – Commodity) Setelah naik dari $73 ke $75, karena terjadinya krisis energi di dunia, WTI meneruskan kenaikannya ke $78.80 dengan Departemen Energi AS mengatakan bahwa pada saat ini belum ada rencana untuk menggunakan cadangan minyaknya. Namun pernyataan dari Presiden Rusia Vladimir Putin yang mengatakan akan mempertimbangkan untuk menaikkan supply gas membuat harga minyak mentah WTI kembali turun ke $79.17.
Faktor seperti OPEC+ yang tidak mau menambah produksi minyak mentahnya dan Departemen Energi AS mengatakan bahwa pada saat ini belum ada rencana untuk menggunakan cadangan minyaknya telah membuat minyak mentah WTI terus mengalami rally.
Bursa saham AS, Wall Street, pada hari Kamis ditutup sedikit lebih tinggi, dengan S&P 500 dan Dow Jones Industrials membukukan tertinggi 1-1/2 minggu dan Nasdaq 100 membukukan tertinggi 1 minggu. Saham reli Kamis karena risiko gagal bayar yang terhapus oleh berita bahwa Chuck Schumer pemimpin mayoritas Senat AS mengumumkan kesepakatan akan perpanjangan batas atas hutang sebanyak $408 miliar sampai akhir Desember. Namun munculnya angka NFP AS yang mengecewakan membuat jatuh harga saham AS dengan memburuknya sentimen pasar.
Dow Jones turun 0.0023% ke 34.754,14
S&P 500 turun 0.10% ke 4.395,19
Nasdaq 100 turun 0,34% ke 14.603,71
Secara tehnikal, WTI sedang dalam tren naik yang kuat sebagaimana bisa dilihat dengan Daily Moving Average (DMA) terletak masih di bawah harga. Harga minyak mentah WTI ini mengarah ke $80 per ons.
“Support” terdekat menunggu di $77.36 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $77.00 dan kemudian $76.54. “Resistance” yang terdekat menunggu di $79.89 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $81.20 dan kemudian $83.78
Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting
Editor: Asido



