Pertumbuhan Ekonomi Tertahan, Prospek Tetap Optimis — Domestic Market Outlook, 8-12 November 2021 by Alfred Pakasi

839

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • BPS mengumumkan pertumbuhan ekonomi RI pada kuartal III – 2021 sebesar 3,51% (yoy), terpengaruh pengetatan mobilitas saat gelombang kedua virus yang lalu.
  • Cadangan devisa RI Oktober dilaporkan BI tetap di posisi tinggi.
  • Konsistensi rendahnya kasus baru Covid-19 serta tingkat kesembuhan yang tinggi tetap menjaga optimisme pasar.

Untuk korban virus di Indonesia, berita resmi terakhirnya, sudah sekitar 4.247 ribu orang terinfeksi, 4.092 ribu sembuh dengan tingkat kesembuhan tinggi 96,35%, dan 143,5 ribu lebih orang meninggal.

Minggu berikutnya, isyu antara perkembangan pandemi virus corona, prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 8-12 November 2021.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau melemah terbatas di minggu keduanya dalam pergerakan fluktuatif dan aksi jual investor asing di tengah rilis PDB kuartal III 2021 melambat ke 3,51% yoy. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup melemah 0,15%, atau 9,561 poin, ke level 6.581,785. Untuk minggu berikutnya (8-12 November 2021), IHSG kemungkinan masih dalam konsolidasi sambil cari peluang untuk menghampiri lagi level rekornya. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.687 dan 6.693. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.480, dan bila tembus ke level 6.202.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah di minggu ketiganya oleh sentimen penguatan dollar dan masih terbatasnya capital inflow di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 1,11% ke level Rp 14.327. Rupiah sempat berada di level 9 minggu terendahnya, lalu rebound di akhir pekan. Sementara, dollar global terpantau tetap menguat. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan ada koreksi dari uptrend, atau kemungkinan rupiah berupaya bangkit dari tekanan oversold, dalam range antara resistance di level Rp14.447 dan Rp14.485, sementara support di level Rp14.157 dan Rp14.040.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau menurun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yields obligasi dan berakhir ke 6,208% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah kembalinya aksi beli investor asing di SBN, walau agak terbatas. Sementara yields US Treasury kembali menurun secara mingguannya.

===

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi atau PDB RI pada kuartal III-2021 sebesar 3,51% (yoy). Angka ini melambat dibandingkan kuartal II-2021 yang tumbuh sebesar 7,07% (yoy). Pertumbuhan ekonomi kuartal III secara kuartal adalah sebesar 1,55%. Perlambatan pertumbuhan tersebut dipicu oleh adanya pengetatan aktivitas masyarakat pada serangan gelombang kedua virus corona pada bulan Juli-Agustus lalu.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2021 dilaporkan BI tetap tinggi sebesar 145,5 miliar dolar AS, meskipun menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2021 sebesar 146,9 miliar dolar AS. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,5 bulan impor. Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Berdasarkan data transaksi 1-4 November 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp12,66 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp0,42 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp13,08 triliun.

Perbaikan sejumlah indikator ekonomi menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia sedang bergerak ke arah pemulihannya di tahun 2021 ini.

===

 

Di antara beragam ancaman risiko secara global dewasa ini, termasuk perang dagang yang maju mundur, bisa terdapat pasar aset investasi yang bergerak rally, misalnya mata uang US dollar semingguan ini. Itu sebabnya kalau ingin sukses di dunia investasi, jangan takut risiko. Risiko sudah jadi bagian inherent dari transaksi investasi, seperti dua sisi mata uang antara risk dan gain. Risiko tinggal dikelola. Kalau itu dirasa sulit, vibiznews.com adalah teman pendamping untuk keputusan investasi, baik dalam rangka risk mangement maupun dalam profit taking. Memang kami hadir untuk sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here