Rekomendasi Mingguan Minyak 20 – 24 Desember 2021: Akan Melanjutkan Penurunan?

423
harga minyak

(Vibiznews – Commodity) Harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex pada minggu lalu, sempat naik ke ketinggian mingguan di $73.00 sebelum akhirnya terkoreksi normal sedikit ke bawah $72.00 di sekitar $71.53.

Para trader kelihatannya banyak yang dengan agresif membeli pada saat harga minyak berada di bawah $70.00 pada pertengahan minggu ini. Pandangan Powell yang bullish akan ekonomi AS tahun depan dan laporan inventori minyak AS yang keluar pada hari Rabu minggu lalu, juga bullish, mendukung naik harga minyak mentah WTI.

Namun mengakhiri minggu lalu, harga minyak WTI berbalik turun ke $70.05 dengan adanya prospek naiknya supply dari OPEC pada tahun depan dan diiringi dengan menguatnya dollar AS dan sentiment pasar yang bergerak ke keengganan terhadap resiko.

Indeks dollar AS bergerak volatile mengikuti hasil pertemuan FOMC the Fed yang memutuskan untuk mempercepat tapering. Sebelum FOMC indeks dollar AS cenderung melemah, dan melanjutkan pelemahannya ke 95,972 setelah keluarnya hasil FOMC karena ‘buy the rumour sell the fact’. Namun pada akhir minggu lalu indeks dollar AS berhasil mengkonsolidasikan kerugiannya dan naik 0,03%, kembali ke 96,040 seperti di awal minggu lalu.

Harga minyak mentah WTI juga tertekan pada hari Jumat minggu lalu dengan berbaliknya sentimen pasar, dari sebelumnya “risk-on” menjadi “risk-off” karena para trader terus memikirkan ke hawkish-an dari banyak bank sentral di G10 dan juga karena naiknya kasus Covid – 19 karena varian baru Omicron.

Bank sentral utama di G10 menjadi lebih hawkish, dengan the Fed terlebih dahulu melipat gandakan kecepatan taperingnya dan memberikan indikasi akan menaikkan tingkat bunga sebanyak tiga kali pada tahun 2022, sementara memberikan gambaran bullish mengenai outlook ekonomi untuk tahun 2022 meskipun ada Omicron. Di pihak lain, Bank of England secara mengejutkan menjadi bank sentral yang pertama dalam menaikkan tingkat bunga sebanyak 15 basis poin dan ECB menjelaskan rencana tapering dari QE nya pada tahun 2022, dengan PEPP akan berakhir sesuai dengan yang direncanakan di bulan Maret.

Sementara itu kasus baru Covid – 19 mencapai rekornya di Inggris, Denmark, dan Afrika Selatan. Diperkirakan juga akan meningkat di Uni Eropa dan AS berikutnya. Usaha mengekang penyebarannya kemungkinan akan dilakukan oleh pemerintah yang bersangkutan di AS.

Meskipun demikian Goldman Sach mengatakan bahwa varian Omicron tidak akan mempunyai dampak yang banyak terhadap mobilitas dan permintaan minyak. Selain itu, permintaan minyak pada tahun 2022 diperkirakan akan kuat di tengah naiknya belanja modal global dan konstruksi infrastruktur.

“Support” terdekat menunggu di $69.36 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $68.37 dan kemudian $66.46. “Resistance” yang terdekat menunggu di $72.14 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $72.92 dan kemudian $74.38.

Ricky Ferlianto/VBN/Managing Partner Vibiz Consulting

Editor: Asido

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here