(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Pasar modal Indonesia kembali mencatat sejarah dengan IHSG mencetak rekor tertinggi barunya di level 6.731.
- Di tengah sentimen negatif oleh tren kenaikan suku bunga global, mengalir capital inflow ke pasar keuangan domestik yang menguatkan mata uang rupiah.
- KSSK menyampaikan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan IV 2021 dalam kondisi normal seiring penurunan kasus Covid-19 dalam negeri.
Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, serta perkembangan pandemi virus corona, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 7-11 February 2022.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau bangkit dan mencetak rekor tertinggi barunya (all time high) dalam pergerakan searah dengan pasar regional. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1,29%, atau 85,880 poin, ke level 6.731,391. Untuk minggu berikutnya (7-11 Februari 2022), IHSG kemungkinan masih dapat cetak rekor baru lagi lalu ditahan profit taking. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.738 dan 6.754. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.626, dan bila tembus ke level 6.523.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat dalam pergerakan yang fluktuatif sejalan dengan mengalirnya capital inflow terutama di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,06% ke level Rp 14.378. Sementara, dollar global terpantau bergerak bearish. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan bergerak naik tertahan, atau kemungkinan rupiah terkoreksi di awal pekan lalu berkonsolidasi, dalam range antara resistance di level Rp14.412 dan Rp14.450, sementara support di level Rp14.272 dan Rp14.180.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir agak flat dengan naik terbatas secara mingguannya, terlihat dari pergerakan turun tipis yields obligasi dan berakhir ke 6,453% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya aksi beli investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury menanjak di minggu keduanya.
===
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyampaikan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) triwulan IV 2021 dalam kondisi normal seiring penurunan kasus Covid-19 dalam negeri yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyepakati komitmen bersama untuk terus memperkuat sinergi guna menjaga SSK dan momentum pemulihan ekonomi dalam Rapat Berkala KSSK I tahun 2022 pada akhir Januari 2022.
KSSK menyatakan bahwa pemulihan ekonomi nasional berlanjut, didukung oleh perkembangan pandemi Covid-19 yang terkendali dan mulai pulihnya aktivitas masyarakat. berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi ini tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Desember 2021, antara lain mobilitas masyarakat yang melampaui level prapandemi, keyakinan konsumen yang kuat, penjualan eceran yang meningkat, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur yang bertahan di zona ekspansif, konsumsi listrik sektor industri dan bisnis yang meningkat, serta kinerja positif penjualan kendaraan bermotor dan semen.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2022 mengalami inflasi yang rendah sebesar 0,56% (mtm), sedikit menurun dari inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,57% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok volatile food dan administered prices, di tengah kenaikan inflasi inti. Secara tahunan, inflasi IHK Januari 2022 tercatat 2,18% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,87% (yoy).
Berdasarkan data transaksi 31 Januari – 3 Februari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik net beli Rp4,27 triliun (net beli Rp3,59 triliun di pasar SBN dan net beli Rp0,68 triliun di pasar saham).
===
Banyak isyu ekonomi dan non ekonomi yang mewarnai pergerakan pasar dewasa ini. Termasuk di antaranya prakiraan kenaikan bunga bank sentral global di tahun ini, apakah itu dari Amerika, Eropa, Inggris, Jepang, sampai Indonesia; ataupun juga perkembangan lanjutan dari pandemi, serta tensi geopolitik kawasan Eropa. Kebijakan apa yang mungkin akan diambil bisa menjadi suatu permainan spekulasi pasar yang membuat harga instrumen investasi bergejolak, dan di sisi lain menimbulkan kebingungan bagi banyak pelaku investasi awam. Apakah Anda termasuk yang ikut bingung dengan apa yang terjadi di pasar? Supaya menjadi lebih jelas disarankan simak saja terus di vibiznews.com. Kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting