Berlanjut: IHSG Rekor Baru dan Capital Inflow — Domestic Market Outlook, 14-18 February 2022 by Alfred Pakasi

936

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • IHSG kembali mencetak rekor penutupan tertinggi barunya di level 6.834 dan rekor intraday di 6.873.
  • Ekonomi Indonesia bertumbuh positif di triwulan IV 2021 sebesar 5,02% (yoy), dan sepanjang tahun 2021 sebesar 3,69% – sesuai prediksi.
  • RDG Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI7DRR sebesar 3,50%.
  • Moody’s mempertahankan Sovereign Credit Rating RI pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade dengan outlook stabil.

Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, serta perkembangan pandemi virus corona, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 14-18 February 2022.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat dan dua kali mencetak rekor tertinggi barunya (all time high) di level 6.834, lalu terkoreksi profit taking dari posisi overbought area-nya. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya menguat. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 1,25%, atau 84,216 poin, ke level 6.815,607. Untuk minggu berikutnya (14-18 Februari 2022), IHSG kemungkinan akan ditahan dulu oleh profit taking, namun secara umum tetap uptrend. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 6.873 dan 6.930. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 6.648, dan bila tembus ke level 6.523.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu menguat dalam pergerakan yang fluktuatif, terangkat dengan terus mengalirnya capital inflow terutama di bursa saham, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,19% ke level Rp 14.351. Sementara, dollar global terpantau bangkit menguat. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan bergerak naik bertahap, atau kemungkinan rupiah terkoreksi di tengah penguatan dollar global, dalam range antara resistance di level Rp14.412 dan Rp14.450, sementara support di level Rp14.272 dan Rp14.180.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yields obligasi dan berakhir ke 6,503% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berbaliknya ke aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury fluktuatif cukup tajam.

===

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 9-10 Februari 2022 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.

Momentum perbaikan ekonomi nasional berlanjut pada 2022. Pada triwulan IV 2021, ekonomi Indonesia tumbuh 5,02% (yoy), meningkat dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 3,51% (yoy). Perbaikan terjadi di hampir seluruh komponen PDB sisi pengeluaran maupun lapangan usaha, sejalan dengan proses pemulihan aktivitas ekonomi domestik pasca merebaknya Covid-19 varian Delta pada triwulan III 2021.

Secara keseluruhan tahun 2021, ekonomi tumbuh 3,69%, jauh meningkat dari kinerja tahun sebelumnya yang terkontraksi 2,07% (yoy).

Lembaga pemeringkat Moody’s telah memutuskan untuk kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada peringkat Baa2, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 10 Februari 2022. Moody’s memandang keputusan ini sejalan dengan hasil asesmen bahwa ketahanan ekonomi Indonesia serta efektivitas kebijakan moneter dan makroekonomi tetap terjaga.

Berdasarkan data transaksi 7-10 Februari 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp5,57 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp1,11 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp6,68 triliun.

===

 

Pasar investasi nampaknya masih akan terus bergejolak. Adanya isyu tren bank sentral global yang akan memulai kenaikan suku bunga, prospek pemulihan ekonomi dunia, tensi geopolitik, serta perkembangan wabah virus, menimbulkan harga yang volatile untuk sejumlah pilihan investasi, serta tentunya koreksi di sana-sini.  Gejolak pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya.

Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih bagi Anda yang telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting