Memanasnya Inflasi dan Tensi Geopolitik — Global Market Outlook, 14-18 February 2022 by Alfred Pakasi

1004

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Angka inflasi CPI AS dirilis mencapai level tertinggi selama 40 tahun terakhir. The Fed diperkirakan semakin mempercepat pengetatan moneter dan kenaikan suku bunganya.
  • Permintaan safe haven meningkat oleh memanasnya tensi geopolitik ancaman serangan militer Rusia atas Ukraina yang akan melibatkan Uni Eropa dan AS.
  • Pasar menantikan rilis risalah pertemuan FOMC the Fed minggu mendatang.

Pasar saham dunia terpantau bias melemah, harga emas menanjak, dan US dollar bangkit mengarah ke bullish.

Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dunia dan perkembangan pandemi virus corona akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 14-18 February 2022.

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan rebound kuat didorong prospek the Fed mempercepat pengetatan moneternya setelah data tingginya inflasi AS, serta oleh memanasnya tensi kemungkinan serangan militer Rusia atas Ukraina, di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 96.03. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 1.1345. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.1495 dan kemudian 1.1609, sementara support pada 1.1220 dan 1.1121.

Pound sterling minggu lalu terlihat menguat tipis ke level 1.3548 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.3662 dan kemudian 1.3749, sedangkan support pada 1.3357 dan 1.3160. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 115.42. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 116.35 dan 117.53, serta support pada 114.15 serta level 113.14. Sementara itu, Aussie dollar terpantau menguat ke level 0.7130. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7249 dan 0.7314, sementara support level di 0.6967 dan 0.6832.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum menguat mengikuti sentimen risk-on dari bursa global namun di akhir pekan terkoreksi data panasnya inflasi AS. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir menguat ke level 27,696. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 28,814 dan 29,388, sementara support pada level 27,289 dan 26,170. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 24,907. Minggu ini akan berada antara level resistance di 25,414 dan 25,747, sementara support di 23,469 dan 23,124.

Bursa saham Wall Street minggu lalu berakhir melemah oleh concern investor memanasnya tensi geopolitik dengan kemungkinan serangan militer Rusia atas di Ukraina serta tingginya inflasi CPI Amerika. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 34,738, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 35,824 dan 36,800, sementara support di level 33,150 dan 32,071. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level di 4,423.8, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,749 dan 4,820, sementara support pada level 4,219 dan 4,153.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau menguat di minggu keduanya dan melejit ke level hampir tiga bulan tertingginya oleh naiknya permintaan safe haven dengan memanasnya tensi militer di Ukraina, sehingga harga emas spot secara mingguan menguat ke level $1,858.98 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1865 dan berikut $1877, serta support pada $1780 dan $1753.

 

Pasar investasi nampaknya masih akan terus bergejolak. Adanya isyu tren bank sentral global yang akan memulai kenaikan suku bunga, prospek pemulihan ekonomi dunia, tensi geopolitik, serta perkembangan wabah virus, menimbulkan harga yang volatile untuk sejumlah pilihan investasi, serta tentunya koreksi di sana-sini.  Gejolak pasar bisa berbentuk volatilitas yang tinggi pada satu periode, dapat juga berupa gelombang naik turun dalam irama yang diwarnai dengan ketidakpastian di periode waktu yang lainnya.

Memang demikian situasi dan kondisi pasar. Untuk ambil keuntungan terhadap pasarnya, nampaknya, kitalah yang harus menambahkan pengetahuan dan keahlian (skill) dalam berinvestasi. Bagaimanapun, tidak ada salahnya sama sekali seseorang untuk menambah pengetahuan dan skill. Itu suatu bentuk investasi tersendiri juga. Untuk itu, Anda dapat belajar bersama vibiznews.com. Terimakasih bagi Anda yang telah tetap bersama dengan kami, partner sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting