Rekomendasi Minyak Mingguan 14 – 19 Februari 2022: Naik Namun Berpeluang Turun?

590
harga minyak

(Vibiznews – Commodity) Setelah naik tajam dari $84.10 ke $90.82 pada minggu lalu yang antara lain disebabkan ketegangan geopolitik antara Ukraina/Nato dengan Rusia, pada minggu ini harga minyak mentah WTI turun ke $89.98 karena meredanya ketegangan geopolitik antara Ukraina/Nato dengan Rusia dan menguatnya dolar AS karena keluarnya data inflasi CPI AS yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan.

Namun pada akhirnya harga minyak mentah berjangka benchmark Amerika, West Texas Intermediate (WTI) di bursa Nymex berhasil naik ke $92.28 yang disebabkan karena keluarnya laporan bulanan yang bullish dari International Energy Agency (IEA) yang mengupgrade proyeksi permintaan minyaknya pada tahuan 2022 sebanyak 800.000 barel per hari (bpd).

Ini sebagian disebabkan oleh karena revisi data historical yang diambil pasar sebagai tanda bullish dengan laporan OPEC+ bulanan pada minggu yang sama juga bullish karena pulihnya permintaan pada tahun 2022.

IEA sekarang memperkirakan permintaan minyak mentah akan naik sebanyak 3.2 juta barel per hari sampai akhir dari tahun 2022 dibandingkan dengan pada akhir dari tahun 2021. Hal ini berarti konsumsi minyak mentah harian meningkat ke rekor ketinggian 100,6 juta barel.

Meskipun proyeksi minyak mentah ke depannya bullish, ada beberapa kekuatiran yang bisa mencegah berlanjutnya bullish dari minyak mentah.

Pertama, dimulainya kembali pembicaraan AS dengan Iran secara tidak langsung pada minggu lalu memicu pembicaraan mengenai potensi kesepakatan berhasil dicapai dan ekspor minyak mentah Iran sebanyak 1 juta barel per hari akan datang kembali.

Kedua, ada bukti-bukti usaha dari OPEC+ dalam mengejar kuota produksi mereka mengalami peningkatan, dengan tekanan datang atas Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk menutupi kekurangan mereka.

Laporan dari IEA pada hari Jumat mengatakan bahwa OPEC+ berproduksi kurang sebanyak 900.000 barel per hari dari kuota produksi yang ditetapkan dalam kesepakatan saat ini. IEA meminta Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (dua negara anggota OPEC+ yang punya kapasitas produksi lebih) untuk meningkatkan produksi minyak mentah mereka dalam jangka pendek ini.

Terakhir, tekanan terhadap sentimen pasar saham global pada hari Kamis minggu lalu setelah keluarnya angka inflasi AS yang jauh lebih panas daripada yang diperkirakan, telah menaikkan peluang the Fed untuk segera menaikkan tingkat bunga sehingga membebani minat terhadap resiko di pasar minyak.

“Support” terdekat menunggu di $91.00 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $90.00 dan kemudian 89.00. “Resistance” yang terdekat menunggu di $92.74 yang apabila berhasil dilewati akan lanjut ke $93.50 dan kemudian $94.50.

Ricky Ferlianto/VBN/Head Research Vibiz Consulting

Editor: Asido