Sistem Keuangan Stabil, IHSG Rekor Lima Minggu — Domestic Market Outlook, 18-22 April 2022 by Alfred Pakasi

712

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Bursa saham terus menarik aksi beli investor asing yang membawa IHSG kembali mencetak rekor terbaru di minggu kelimanya secara berturut-turut.
  • KSSK memastikan bahwa Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia berada dalam kondisi normal di tengah tekanan eksternal yang meningkat akibat perang Rusia–Ukraina.
  • BI melaporkan kinerja sektor Industri Pengolahan triwulan I 2022 terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi.

Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 18-22 April 2022.

===

Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat bullish di minggu kelimanya dan sempat mencetak rekor baru di level 7263 oleh aksi beli investor asing, lalu terkoreksi di hari terakhir pasar sebelum libur Jumat Agung. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya variatif. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,34%, atau 24,697 poin, ke level 7.235,532. Untuk minggu berikutnya (18-22 April 2022), IHSG kemungkinan akan diincar profit taking karena sudah di overbought area-nya, namun tetap uptrend. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.320 dan 7.355. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.090, dan bila tembus ke level 6.926.

Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu bergerak dalam tren penguatan dan berakhir di level seminggu lebih tertingginya, melawan gerak dollar yang cenderung bullish, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir menguat 0,12% ke level Rp 14.344. Sementara, dollar global bergerak rally secara mingguannya. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan bergerak turun bertahap, atau kemungkinan rupiah konsolidatif dengan bias menguat dalam range antara resistance di level Rp14.386 dan Rp14.420, sementara support di level Rp14.330 dan Rp14.249.

Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir melemah secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 6,922% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury melaju tinggi.

===

Stabilitas sistem keuangan (SSK) berada dalam kondisi normal di tengah tekanan eksternal yang meningkat akibat perang Rusia–Ukraina. Hal ini ditegaskan oleh Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Rapat Berkala KSSK II tahun 2022 pada Senin (11/4) lalu.

Pemulihan ekonomi global mengalami tekanan sehingga diprakirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, disertai volatilitas pasar keuangan yang meningkat, seiring dengan eskalasi perang Rusia-Ukraina.

Pemulihan ekonomi domestik tetap terjaga ditopang oleh meredanya Covid-19 dan diikuti pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat yang mendorong peningkatan aktivitas ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap kuat didukung oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi serta tetap didukung konsumsi Pemerintah. Sejumlah indikator ekonomi hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti indeks keyakinan konsumen, penjualan eceran, kendaraan bermotor dan semen, serta konsumsi listrik.

Kinerja sektor Industri Pengolahan triwulan I 2022 terindikasi meningkat dan berada pada fase ekspansi. Hal ini tercermin dari Prompt Manufacturing Index Bank Indonesia (PMI-BI) sebesar 51,77%, lebih tinggi dari 50,17% pada triwulan IV 2021, dan berada dalam fase ekspansi (indeks > 50). Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh komponen pembentuk PMI-BI, dengan indeks tertinggi pada komponen volume total pesanan, volume produksi, dan volume persediaan barang jadi.

===

 

Dinamika pasar, atau bagi sebagian orang menyebutnya dengan gejolak, pada pasar investasi semakin terlihat fluktuatif, bahkan cenderung volatile. Sangat jelas bahwa koreksi pasar memang ada, bahkan bisa dalam skala besar. Demikian pula, rebound atau reversal adalah bagian dari pergerakan pasar. Dalam situasi seperti ini, timing untuk masuk serta keluar pasar (market entry and exit) merupakan aspek kunci keberhasilan berinvestasi. Terpeleset di sini maka keuntungan menjadi tipis atau kerugian membengkak. Tepat ambil posisi di sini akan memberikan gain yang tidak jarang mencengangkan, bahkan di tengah situasi pasar tidak jelas seperti ini. Anda, kalau boleh disarankan, perlu teman investasi. Tetaplah bersama kami, karena kami hadir demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting