(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit pada penutupan pasar hari Selasa naik untuk dua hari berturut-turut. Pada awal pasar harga sempat turun karena produksi meningkat. Kenaikan dari harga minyak kedelai membuat harga minyak sawit kembali naik.
Harga minyak sawit September di Bursa Malaysia Derivatives Exchange naik 63 ringgit atau 1.28% menjadi 4,985 ringgit ($1,134.24) per ton . Harga minyak sawit sempat turun 3% pada awal pasar.
The Southern Peninsula Palm Oil Millers Association memperkirakan produksi dari 1 Juni – 25 Juni naik 17.19% dari bulan lalu menurut trader pada hari Senin. Beberapa pabrik penggilingan minyak sawit menghentikan sementara produksi minyak sawit karena anjloknya harga dari minyak sawit pada bulan ini menurut the Malaysian Palm Oil Millers Association.
Ekspor minyak sawit Malaysia dari 1 – 25 Juni turun 10.8% dari bulan lalu menjadi 991,624 MT menurut cargo surveyor SGS.
Menurut Fitch Rating dengan peningkatan produksi minyak nabati global akan mendorong harga minyak sawit di bawah $1,000 per ton pada semester ke dua tahun ini.
Faktor-faktor yang membuat harga minyak sawit turun tajam pada minggu lalu adalah kenaikan suku bunga dan meningkatnya ekspor minyak sawit Indonesia menurut Refinitiv Commodities Research.
Secara fundamental harga minyak sawit masih bearish karena kekhawatiran resesi, pertumbuhan ekonomi melemah. Tapi ada faktor kenaikan yang membatasi penurunan yaitu melemahnya ringgit dan harga minyak sawit masih lebih murah dari minyak kedelai sehingga permintaan minyak sawit naik.
Harga minyak kedelai di Bursa Dalian naik 2.8%. Harga minyak sawit di Bursa Dalian naik 4.7%. Harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade naik 1.5%.
Analisa tehnikal untuk minyak sawit dengan support pertama di 4,500 ringgit dan berikut ke 4,400 ringgit. Resistant pertama di 4,980 ringgit dan berikut ke 5,030 ringgit.
Loni T / Senior Analyst Vibiz Research Centre Division, Vibiz Consulting