Peningkatan Inflasi dan Suku Bunga Memicu Kekhawatiran Resesi – Market Mover 6 July 2022

620

(Vibiznews – Market Mover) Pasar investasi global pekan ini menghadapi sentimen kekhawatiran resesi, setelah terjadinya peningkatan inflasi dan rencana kenaikan suku bunga baik di Amerika Serikat maupun Eropa pada bulan Juli ini.

Pasar bergejolak setelah mengalami tekanan kekahwatiran resesi pada minggu lalu dan awal minggu ini. Pasar kemudian bergerak rebound, berusaha bangkit dan adanya aksi bargain hunting.

Namun sentimen bearish masih membayangi pada minggu ini, dimana akan dirilis risalah pertemuan The Fed pada Kamis dinihari ini, yang diperkirakan memberikan sinal hawkish bagi kenaikan suku bunga bulan Juli dan September.

Data ekonomi yang penting juga akan dicermati adalah pada Jumat malam adalah data Non Farm Payrolls AS bulan Juni yang diindikasikan menurun.

Jika risalah pertemuan The Fed memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga dan data Non Farm Payrolls AS bulan Juni terealisir menurun, maka akan semakin meningkatkan sentimen kenaikan suku bunga dan kekhawatiran perlambatan ekonomi.

Bagaimanakah pengaruh rencana kenaikan suku bunga AS dan Eropa serta indikasi penurunan data Non Farm Payrolls AS bagi pasar investasi global?

Dari pasar Forex, Dolar AS sedikit mundur tapi tetap bertahan di puncak 20-tahun terhadap euro dan tertinggi multi-bulan terhadap mata uang utama lainnya karena harga gas yang lebih tinggi dan kekhawatiran resesi memicu permintaan mata uang safe-haven.

Dari pasar Index, bursa saham global bergerak hati-hati merespon kekhawatiran resesi. Bursa saham AS berakhir mixed terbantu kenaikan saham teknologi. Bursa Asia berakhir lemah, sedangkan bursa Eropa bergerak naik. Namun jika sentimen kenaikan suku bunga menguat dan data Non Farm Payroll menurun, akan menekan bursa saham global.

Dari pasar Komoditas, harga emas bergerak rebound setelah dolar AS mereda, namun masih dibayangi sentimen bearish kenaikan suku bunga AS. Sedangkan harga minyak bergerak naik setelah aksi bargain hunting, namun jika data NFP melemah akan menekan harga minyak.