(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Chairman the Fed Jerome Powell menyatakan akan terus mempertahankan kebijakan moneter ketat dalam beberapa waktu lamanya untuk memerangi inflasi tinggi di Amerika.
- Sebagai respon pernyataan hawkish the Fed, US dollar kembali melaju sedangkan bursa saham dan harga emas tergelincir. Dampaknya akan berlanjut pada pekan mendatang.
- Pasar akan fokus pada sejumlah data terkait PMI Manufacturing, inflasi dan tenaga kerja dari kawasan Eropa, Inggris dan Amerika untuk mencermati ancaman inflasi dan resesi global, termasuk juga rilis NFP pada akhir pekan.
Pasar saham dunia terpantau bias melemah, harga emas menurun, dan US dollar menanjak kembali.
Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 29 Aug – 2 Sep 2022.
===
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat di minggu keduanya, setelah sempat rangebound sejenak, lalu bangkit lagi oleh pidato Chairman the Fed Jerome Powell -di Jackson Hole Symposium- yang hawkish akan mempertahankan kebijakan moneter ketat untuk memerangi inflasi tinggi; di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik terbatas ke 108.83. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun ke 0.9964. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.0203 dan kemudian 1.0369, sementara support pada 0.9900 dan 0.9859.
Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.1735 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.2148 dan kemudian 1.2293, sedangkan support pada 1.1730 dan 1.1445. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 137.50 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 137.95 dan 139.39, serta support pada 131.73 serta level 130.39. Sementara itu, Aussie dollar terpantau naik tipis ke level 0.6890. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7137 dan 0.7247, sementara support level di 0.6859 dan 0.6681.
Pasar Saham
Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan bias menguat di tengah investor menanti arah kebijakan the Fed di Jackson Hole Symposium. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah terbatas ke level 28,641. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 29,223 dan 29,388, sementara support pada level 27,729 dan 26,791. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 20,170. Minggu ini akan berada antara level resistance di 20,952 dan 22,450, sementara support di 19,190 dan 19,178.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah di minggu keduanya, tergelincir di hari terakhirnya, setelah Jerome Powell menyatakan kebijakan moneternya tidak akan surut dalam melawan kenaikan inflasi AS. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 32,283, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 34,044 dan 34,118, sementara support di level 31,705 dan 30,982. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 4,041.1, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,310 dan 4,516, sementara support pada level 3,912 dan 3,721.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah di pekan yang kedua, oleh pernyataan the Fed akan meneruskan kebijakan moneter ketat yang dapat berakibat pada melambatnya pertumbuhan ekonomi serta pasar tenaga kerja, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,738.05 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1783 dan berikut $1808, serta support pada $1711 dan $1680.
Sejumlah pelaku pasar adakalanya menghadapi masa-masa panik di tengah situasi tekanan pasar. Kadang-kadang investor bisa bereaksi secara sepertinya kurang logis atau over-reactive. Apapun itu, tidak mudah bereaksi bahkan secara logis pun pada saat pasar sedang heboh, gonjang-ganjing dan panik. Ini, antara lain, menunjukkan kuatnya fenomena psikologis dalam pasar, baik dalam individu per investor maupun di level pasar secara universal yang bisa disebut sebagai “psikologi pasar”. Di tengah kepanikan pasar demikian, ada saja investor yang bisa diuntungkan, lalu profit taking di posisi overbought-nya. Bagaimana pun, tidak mudah untuk mengikuti, memahami, apalagi memanfaatkan gejolak pasar yang naik turun. Jangan kuatir, Vibiznews.com adalah ahlinya untuk membantu menganalisis pasar bagi Anda dan memetik keuntungan dari dinamikanya. Mungkin Anda telah membuktikannya juga sebelum ini. Terima kasih telah bersama kami, ketahuilah kami ada demi sukses investasi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting


