(Vibiznews – Economy & Bond) – Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar, sebagai berikut:
Perkembangan Nilai Tukar 29 Agustus – 2 September 2022
Pada akhir hari Kamis, 1 September 2022
1. Rupiah ditutup di level (bid) Rp14.880 per dolar AS.
2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 7,12%.
3. DXY menguat ke level 109,69.
4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 3,253%.
Pada pagi hari Jumat, 2 September 2022
1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.890 per dolar AS.
2. Yield SBN 10 tahun naik ke level 7,14%.
Lihat: Rupiah Jumat Ditutup Melemah ke Rp14.897/USD
Aliran Modal Asing (Minggu V Agustus 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke 122,12 bps per 1 September 2022 dari 107,21 bps per 26 Agustus 2022.
- Berdasarkan data transaksi 29 Agustus – 1 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,98 triliun. Terdiri dari jual neto Rp4,49 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,50 triliun di pasar saham.
- Berdasarkan data setelmen s.d 1 September 2022, nonresiden jual neto Rp131,96 triliun di pasar SBN. Dan beli neto Rp66,06 triliun di pasar saham.
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait. Dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting