Kebijakan Moneter Ketat Global; Seberapa Agresif? — Global Market Outlook, 5-9 September 2022 by Alfred Pakasi

843

(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi global pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:

  • Sentimen berlanjutnya kebijakan moneter ketat the Fed yang agresif mendominasi pasar. Diselingi rilis tenaga kerja AS (NFP) yang agak mixed dan data manufaktur yang membaik.
  • Dengan tersedianya ruang gerak bagi kebijakan the Fed, pasar akan menunggu dan mencermati beberapa pernyataan pejabat the Fed, serta Chairman Jerome Powell – Kamis nanti.
  • Keputusan suku bunga dari RBA (Australia) dan ECB (Eropa) minggu mendatang akan dicermati pasar untuk menimbang tingkat agresifnya.

Pasar saham dunia terpantau melemah, harga emas masih tertekan, dan US dollar masih bullish.

Minggu berikutnya, isyu prospek pemulihan ekonomi dunia global akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Global Market Review and Outlook 5-9 September 2022.

===

Pasar Forex

Minggu lalu di pasar forex, mata uang dollar secara mingguan menguat di minggu ketiganya, berada di posisi sekitar 20 tahun tertingginya, terpicu oleh ekspektasi the Fed yang hawkish dan data NFP yang berkisar sesuai estimasi; di mana indeks dolar AS secara mingguan berakhir naik ke 109.61. Sementara itu, pekan lalu euro terhadap dollar terpantau turun tipis ke 0.9952. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.0203 dan kemudian 1.0369, sementara support pada 0.9900 dan 0.9859.

Pound sterling minggu lalu terlihat melemah ke level 1.1507 terhadap dollar. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level resistance pada 1.1936 dan kemudian 1.2148, sedangkan support pada 1.1445 dan 1.1410. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir naik ke level 140.14 Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level pada 140.80 dan 144.67, serta support pada 135.80 serta level 131.73. Sementara itu, Aussie dollar terpantau turun ke level 0.6806. Range minggu ini akan berada di antara resistance level di 0.7137 dan 0.7247, sementara support level di 0.6771 dan 0.6681.

Pasar Saham

Untuk pasar saham kawasan, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mixed dengan bias melemah searah sentimen negatif bursa global setelah the Fed menyatakan akan terus menaikkan suku bunganya. Indeks Nikkei secara mingguan terpantau berakhir melemah ke level 27,650. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 28,793 dan 29,223, sementara support pada level 27,530 dan 26,791. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir melemah ke level 19,452. Minggu ini akan berada antara level resistance di 20,952 dan 22,450, sementara support di 19,190 dan 19,178.

Bursa saham Wall Street minggu lalu melemah di minggu ketiganya, di mana rilis data tenaga kerja (NFP) yang baik tidak cukup untuk menahan prediksi the Fed yang akan agresif menaikkan suku bunga dalam melawan kenaikan inflasi AS. Dow Jones secara mingguan melemah ke level 31,318, dengan rentang pasar berikutnya antara resistance level pada 33,365 dan 34,044, sementara support di level 30,775 dan 30,144. Index S&P 500 minggu lalu turun ke level 3,931.0, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 4,216 dan 4,310, sementara support pada level 3,902 dan 3,721.

Pasar Emas

Untuk pasar emas, minggu lalu terpantau melemah di pekan yang ketiga, oleh sentimen kenaikan bunga yang menguatkan dollar, dengan di hari terakhirnya rebound, sehingga harga emas spot secara mingguan melemah ke level $1,712.66 per troy ons. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara resistant di $1765 dan berikut $1808, serta support pada $1689 dan $1680.

 

Anda mungkin pernah memerhatikan bagaimana derasnya dana asing masuk ke pasar modal dan pasar uang Indonesia, lalu kadang dengan deras pula dana-dana itu lari keluar. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global yang disebut “hot money” itu. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrumen investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, keluar dan akan begitu cepat pula mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!

 

Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting