(Vibiznews – Editor’s Note) – Pasar investasi domestik pada minggu lalu diwarnai dengan sejumlah isyu, di antaranya:
- Di tengah sentimen kebijakan moneter ketat global, pasar keuangan agak variatif dengan IHSG kembali menguat dan rupiah terkoreksi.
- Data BPS menunjukkan IHK Agustus 2022 mengalami deflasi 0,21% (mtm) atau turun menjadi 4,69% (yoy).
- Rilis PMI terakhir menunjukkan sektor manufaktur Indonesia kembali melanjutkan ekspansi dan terus menguat.
Minggu berikutnya, isyu antara prospek pemulihan ekonomi dalam dan luar negeri, akan kembali mewarnai pergerakan pasar. Seperti apa dinamika pasar hari-hari ini? Berikut detail dari Vibiznews Domestic Market Review and Outlook 5-9 September 2022.
===
Minggu lalu IHSG di pasar modal Indonesia terpantau menguat kembali di kisaran konsolidasi 3 minggu terakhirnya dalam pergerakan yang fluktuatif, ditopang di antaranya oleh data inflasi Agustus yang mulai melandai setelah sempat melambung sebelumnya. Sementara itu, bursa kawasan Asia umumnya bias melemah. Secara mingguan IHSG ditutup menguat 0,59%, atau 41,931 poin, ke level 7.177,179. Untuk minggu berikutnya (5-9 September 2022), IHSG kemungkinan masih berkonsolidasi tetapi dengan bias menguat, dengan mencermati sentimen bursa regional sepekan depan. Secara mingguan, IHSG berada antara resistance di level 7.258 dan 7.297. Sedangkan bila menemui tekanan jual di level ini, support ke level 7.015, dan bila tembus ke level 6.902.
Mata uang rupiah terhadap dollar AS pekan lalu melemah, terutama dengan perkasanya US dollar karena the Fed yang hawkish, serta berlanjutnya capital outflow di pasar SBN, sehingga rupiah secara mingguannya berakhir melemah 0,54% ke level Rp 14.897. Sementara, dollar global lanjut menguat kembali. Kurs USD/IDR pada minggu mendatang diperkirakan akan bias menanjak secara bertahap, atau kemungkinan rupiah masih akan ditekan melemah secara bertahap, dalam range antara resistance di level Rp14.921 dan Rp14.992, sementara support di level Rp14.797 dan Rp14.659.
Harga obligasi rupiah Pemerintah Indonesia jangka panjang 10 tahun terpantau berakhir turun secara mingguannya, terlihat dari pergerakan naik yield obligasi dan berakhir ke 7,144% pada akhir pekan. Ini terjadi di tengah berlanjutnya aksi jual investor asing di SBN. Sementara yields US Treasury melaju naik di minggu kelimanya.
===
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Agustus 2022 mengalami deflasi sebesar 0,21% (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami inflasi sebesar 0,64% (mtm). Deflasi terutama bersumber dari penurunan harga kelompok volatile food dan penurunan inflasi administered prices, di tengah inflasi inti yang meningkat.
Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK Agustus 2022 tercatat 4,69% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 4,94% (yoy).
Sektor manufaktur Indonesia kembali melanjutkan ekspansi dan terus menguat. Hal ini tercermin dari peningkatan Purchasing Managers‘ Index (PMI) manufaktur Indonesia yang mencapai 51,7 pada Agustus 2022 (Juli: 51,3) dan menjadi level tertinggi selama empat bulan terakhir.
Kemenkeu menyebutkan bahwa pertumbuhan ini didorong baik oleh peningkatan permintaan baru maupun peningkatan output. Selain itu, tekanan inflasi yang terkendali juga memiliki andil dalam ekspansi sektor manufaktur.
Berdasarkan data transaksi 29 Agustus – 1 September 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,98 triliun terdiri dari jual neto Rp4,49 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,50 triliun di pasar saham.
===
Anda mungkin pernah memerhatikan bagaimana derasnya dana asing masuk ke pasar modal dan pasar uang Indonesia, lalu kadang dengan deras pula dana-dana itu lari keluar. Memang demikianlah pergerakan dana investasi global yang disebut “hot money” itu. Begitu cepatnya mengalir ke berbagai instrumen investasi menembus batas-batas antar negara. Begitu cepat masuk, mampir, keluar dan akan begitu cepat pula mengalami “switching” dari satu asset ke asset lainnya, serta dari satu negara ke negara lainnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajari dinamika portfolio investasi, baik dari sisi jenis, jangka waktu, tingkat risiko, typical, dll. Simak terus vibiznews.com dan jadilah investor yang sukses. Salam sukses bagi Anda, pembaca setia Vibiznews!
Alfred Pakasi/VBN/MP Vibiz Consulting


