(Vibiznews – Banking & Insurance) –Rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) bank-bank besar dan menengah di negeri ini melanjutkan peningkatan hingga Juli 2022. Ini meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, berdasarkan data dari Bank Indonesia.
Semakin tinggi dana murah maka potensi pertumbuhan kinerja bank bank akan semakin baik karena biaya dananya akan menjadi rendah. Dengan Cost of Fund (CoF) rendah, membuat bank dapat lebih bersaing dalam menyalurkan kredit.
Bank apa saja yang termasuk dalam kategori ini?
Berdasarkan laporan bulanan perbankan hingga Juli 2022, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) tercatat sebagai bank dengan rasio dana murah tertinggi di Indonesia. Total penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank ini secara bank only mencapai Rp 1,007,9 triliun atau tumbuh 12,4% dari Juli 2021.
Rasio CASA BCA per Juli tahun ini telah mencapai 81,57%. Itu meningkat dari 78,36% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Giro bank ini melonjak 22,4% dan tabungan tumbuh 14%. Sedangkan deposito turun 4,2% jadi Rp 185,7 triliun.
Selanjutnya, Bank Mandiri dengan rasio CASA mencapai 75,8% per Juli, naik dari 73,75% dari periode yang sama tahun lalu. DPK bank Mandiri secara bank only mencapai Rp 1.013,0 triliun atau tumbuh 8,7% secara tahunan. Giro naik 8,1% dan tabungan tumbuh 15,2%, sedangkan deposito alias dana mahal stabil di Rp 244,9 triliun.
Lain halnya dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatatkan DPK tumbuh 6,2% secara tahunan jadi Rp 682,4 triliun. Dana murah menyumbang Rp 469,1 triliun atau 68,7%. Walaupun total nilai CASA ini masih meningkat 5,7%, tetapi secara rasio ada sedikit penurunan. Per Juli 2021, rasio CASA bank ini ada di level 69%.
Di urutan selanjutnya, ada Bank CIMB Niaga dengan rasio CASA 66,4%, naik dari 60% pada Juli 2021. Total DPK bank ini naik 3,5% jadi Rp 231,3 triliun dengan nilai giro dan tabungan mencapai Rp 153,7 triliun.
Berikutnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) menoreh kan DPK naik 1,23% secara tahunan menjadi Rp 1.125 triliun dengan dana murah mencapai Rp 732,6 triliun atau 65,1%. Rasio tersebut naik dari Juli tahun lalu yang hanya mencapai 59,2%.
Selanjutnya, adalah rasio CASA untuk bank-bank kelas menengah.
• Rasio CASA Bank Permata naik dari 52,28% pada Juli 2021 menjadi 59% pada Juli 2022.
• Bank OCBC NISP naik dari 49,4% menjadi 57,9%.
• Bank Maybank Indonesia meningkat dari 42,5% ke 49%.
• PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) naik dari 38% ke level 45,7%.
• BTPN naik dari 31% menjadi 40,4%.
• Bank Woori Saudara meningkat dari 31,76% jadi 35,1% dan Bank Mega turun dari 27,62% ke level 24,6%.
Apa kiat-kiat BCA sehingga bisa memiliki rasio CASA tertinggi?
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA menjelaskan, rasio CASA BCA yang tinggi membuat biaya dananya cukup rendah.
“Bunga tabungan BCA jujur saja hampir nol, karena nasabah kami sudah menikmati kemudahan tabungan BCA. Untuk Giro, satu dua nasabah masih kami berikan jasa giro dengan rata-rata 0,7%. Adapun bunga rata-rata deposito 1,9%. Sehingga kalau ditotal semua rate yang kita kasi rata-ratanya masih 0,1% atau paling tinggi itu 0,9%. Itulah cost of fund kami,” tuturnya baru-baru ini.
Sementara likuiditas BCA masih sangat memadai dengan LDR 63%. Oleh karena itu, beliau mengatakan, BCA tidak akan serta merta menaikkan suku bunga deposito ketika pasar bunga deposito naik. Sehingga biaya dana akan tetap bisa dipertahankan di level yang ada saat ini.
Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting