Perbaikan Ekonomi Nasional Terus Berlanjut Didukung Konsumsi dan Ekspor

359
Perbaikan ekonomi terus berlanjut

(Vibiznews – Economy & Business) – Tingginya tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan global membuat penurunan pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan lebih besar pada tahun 2023. Terutama di Amerika Serikat (AS), Eropa, dan Tiongkok. Bahkan disertai dengan risiko resesi di sejumlah negara maju

Perkembangan terkini menunjukkan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dan diprakirakan masih akan meningkat. Perkembangan tersebut mendorong semakin kuatnya mata uang dolar AS dan semakin tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global. Sehingga mengganggu aliran investasi portofolio dan tekanan nilai tukar di negara-negara emerging market, termasuk Indonesia.

Namun kita patut bersyukur perbaikan ekonomi di negara kita terus berlanjut. Hal ini terlihat dari semakin membaiknya permintaan domestik dan tetap positifnya kinerja ekspor.
Konsumsi swasta tumbuh tinggi didukung dengan kenaikan pendapatan, tersedianya pembiayaan kredit, dan semakin kuatnya keyakinan konsumen. Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya mobilitas. Dorongan terhadap konsumsi rumah tangga juga didukung oleh kebijakan Pemerintah yang menambah bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat.

Terutama kelompok bawah, dari dampak kenaikan inflasi sebagai konsekuensi pengalihan subsidi BBM. Kenaikan permintaan domestik juga terjadi pada investasi, khususnya investasi nonbangunan.

Berlanjutnya perbaikan ekonomi domestik tersebut tercermin pada perkembangan beberapa indikator dini pada Agustus 2022 dan hasil survei Bank Indonesia terakhir. Seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur yang terus membaik.

Dari sisi eksternal, kinerja ekspor diprakirakan tetap baik, khususnya CPO, batu bara, serta besi dan baja. Seiring dengan permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat dan kebijakan Pemerintah untuk mendorong ekspor CPO. Dan pelonggaran akses masuk wisatawan mancanegara.

Secara spasial, kinerja positif ekspor ditopang oleh seluruh wilayah, terutama Kalimantan dan Sumatera, yang tetap tumbuh kuat. Perbaikan ekonomi nasional juga tercermin pada kinerja lapangan usaha utama, seperti Industri Pengolahan, Pertambangan, dan Pertanian. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5-5,3%.

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) diprakirakan membaik sejalan dengan kinerja ekspor yang kuat.

Kinerja transaksi berjalan triwulan III 2022 diprakirakan tetap kuat ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor. Seiring dengan masih kuatnya permintaan beberapa mitra dagang utama, dukungan kebijakan Pemerintah untuk mendorong ekspor, dan masih tingginya harga komoditas global.

Sementara itu, tekanan dari sisi arus modal asing, terutama dalam bentuk investasi portofolio, masih terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Pada triwulan III 2022 (hingga 20 September 2022), investasi portofolio mencatat net outflow sebesar 0,6 miliar dolar AS.

Selanjutnya, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Agustus 2022 tercatat sebesar 132,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor. Atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Ke depan, kinerja NPI pada 2022 diprakirakan akan tetap terjaga dengan transaksi berjalan yang berpotensi lebih baik dari prakiraan semula. Terutama ditopang oleh harga komoditas global yang masih berada di level tinggi, serta didukung oleh neraca transaksi modal dan finansial. Khususnya dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA), sejalan dengan iklim investasi dalam negeri yang terjaga.

Belinda Kosasih/ Partner of Banking Business Services/Vibiz Consulting