(Vibiznews – Market Mover) Pasar keuangan dan investasi global pekan ini akan mencermati perkembangan ekonomi AS dan juga pengaruh kebijakan agresif The Fed dan bank sentral global lainnya.
Pernyataan beberapa pejabat The Fed masih memberikan sinyal hawkish bagi kenaikan suku bunga AS.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan pada hari Selasa bahwa para bankir sentral AS bersatu dalam tekad mereka untuk melakukan apa yang diperlukan untuk menurunkan inflasi.
Sementara itu, Presiden Fed Chicago Charles Evans mengatakan bank sentral perlu menaikkan suku bunga ke kisaran antara 4,50% dan 4,75%.
Pada hari Kamis malam akan dirilis data GDP Growth Rate Final Q2 yang diindikasikan meningkat. Jika data GDP tersebut teralisir meningkat akan semakin membuka ruang bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga tanpa terjadi resesi ekonomi.
Bagaimanakah pengaruh kebijakan dan pernyataan The Fed dan indikasi kenaikan pertumbuhan ekonomi AS bagi pasar global?
Dari pasar Forex, indeks dolar AS bergerak mendekati level tertinggi dua decade setelah pernyataan hawkish para pejabat The Fed memperkuat kenaikan suku bunga agresif berikutnya. Jika data GDP Growth Rate Q2 AS terealisir naik akan semakin menguatkan dolar AS. Sementara itu kebijakan pemotongan pajak besar-besaran oleh Menteri Keuangan Inggris semakin menekan poundsterling.
Dari pasar Index, bursa Wall Street tergelincir setelah pernyataan hawkish pejabat The Fed untuk kenaikan suku bunga meningkatkan imbal hasil obligasi AS sehingga menekan pasar saham. Kemerosotan bursa Wall Street juga membuat bursa Asia berakhir di zona merah dan bursa Eropa bergerak lemah.
Dari pasar Komoditas, harga emas tergelincir pada hari Rabu, tertekan enguatan dolar AS setelah pejabat Federal Reserve mempertahankan sikap kebijakan agresif untuk mengatasi inflasi yang melonjak. Sedangkan harga minyak bergerak sedikit turun tertekan penguatan dolar AS dan peningkatan penyimpanan minyak AS.